LAA ILAAHA ILLALLAH

LAA ILAAHA ILLALLAH

SEKAPUR SIRIH


ASSALAAMU'ALAIKUM WR. WB.
BISMILLAAHIR ROHMAANIR ROHIIM...

ALHAMDULILLAH, BLOG AL-ISLAM INI DIBUAT DENGAN TUJUAN UTAMANYA ADALAH DAKWAH ISLAMIAH SERTA MEMBERIKAN KEBEBASAN BEREKSPRESI DALAM BERAGAMA ISLAM BAGI PARA PEMELUKNYA DEMI TERCAPAINYA SUATU PEMAHAMAN YANG KOMPREHENSIF & MENDALAM TENTANG AGAMANYA MELALUI PRINSIP-PRINSIP SALING MENGHORMATI, SALING MENGINGATKAN SESAMA MUSLIM DENGAN BERLANDASKAN KEPADA TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA TANPA ADA NIAT SEDIKITPUN UNTUK MENDISKREDITKAN AGAMA-AGAMA LAIN DI LUAR AGAMA ISLAM.
(Pengasuh Blog)

MUTIARA ISLAM (1) :

MUTIARA ISLAM (2) :

MUTIARA ISLAM (3) :

MENANTIKAN MALAM LAILATUL QODAR

>> 17 September 2009

Keutamaan Lailatul Qadar

Pertama, lailatul qadar adalah malam yang penuh keberkahan (bertambahnya kebaikan). Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.” (QS. Al Qadar: 1). Keberkahan dan kemuliaan yang dimaksud disebutkan dalam ayat selanjutnya (yang artinya), “Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al Qadar: 3-5). Sebagaimana kata Abu Hurairah, malaikat akan turun pada malam lailatul qadar dengan jumlah tak terhingga. Malaikat akan turun membawa kebaikan dan keberkahan sampai terbitnya waktu fajar. (Zaadul Maysir, 6/179)

Kedua, lailatul qadar lebih baik dari 1000 bulan. An Nakho’i mengatakan, “Amalan di lailatul qadar lebih baik dari amalan di 1000 bulan.” Mujahid dan Qotadah berpendapat bahwa yang dimaksud dengan lebih baik dari seribu bulan adalah shalat dan amalan pada lailatul qadar lebih baik dari shalat dan puasa di 1000 bulan yang tidak terdapat lailatul qadar.

Ketiga, menghidupkan malam lailatul qadar dengan shalat akan mendapatkan pengampunan dosa. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 1901)

Kapan Malam Lailatul Qadar Terjadi?

Lailatul Qadar itu terjadi pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari no. 2020 dan Muslim no. 1169)

Terjadinya lailatul qadar di malam-malam ganjil itu lebih memungkinkan daripada malam-malam genap, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Carilah lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari no. 2017)

Lalu kapan tanggal pasti lailatul qadar terjadi? Ibnu Hajar Al Asqolani telah menyebutkan empat puluhan pendapat ulama dalam masalah ini. Namun pendapat yang paling kuat dari berbagai pendapat yang ada sebagaimana dikatakan oleh beliau adalah lailatul qadar itu terjadi pada malam ganjil dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan dan waktunya berpindah-pindah dari tahun ke tahun (Fathul Baari, 6/306, Mawqi’ Al Islam Asy Syamilah). Mungkin pada tahun tertentu terjadi pada malam kedua puluh tujuh atau mungkin juga pada tahun yang berikutnya terjadi pada malam kedua puluh lima, itu semua tergantung kehendak dan hikmah Allah Ta’ala. Hal ini dikuatkan oleh sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Carilah lailatul qadar di sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan pada sembilan, tujuh, dan lima malam yang tersisa.” (HR. Bukhari no. 2021)

Para ulama mengatakan bahwa hikmah Allah menyembunyikan pengetahuan tanggal pasti terjadinya lailatul qadar adalah agar orang bersemangat untuk mencarinya. Hal ini berbeda jika lailatul qadar sudah ditentukan tanggal pastinya, justru nanti malah orang-orang akan bermalas-malasan.

Do’a di Malam Lailatul Qadar

Sangat dianjurkan untuk memperbanyak do’a pada lailatul qadar, lebih-lebih do’a yang dianjurkan oleh suri tauladan kita –Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam- sebagaimana terdapat dalam hadits dari Aisyah. Beliau radhiyallahu ‘anha berkata, ”Katakan padaku wahai Rasulullah, apa pendapatmu, jika aku mengetahui suatu malam adalah lailatul qadar. Apa yang aku katakan di dalamnya?” Beliau menjawab, ”Katakanlah: ‘Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu anni’ (Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf lagi Maha Mulia yang menyukai permintaan maaf, maafkanlah aku).” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Adapun tambahan kata “kariim” setelah “Allahumma innaka ‘afuwwun …” tidak terdapat satu dalam manuskrip pun. Lihat Tarooju’at no. 25)

Tanda Malam Lailatul Qadar

Pertama, udara dan angin sekitar terasa tenang. Sebagaimana dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Lailatul qadar adalah malam yang penuh kelembutan, cerah, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar lemah dan nampak kemerah-merahan.” (HR. Ath Thoyalisi. Haytsami mengatakan periwayatnya adalah tsiqoh/terpercaya)

Kedua, malaikat turun dengan membawa ketenangan sehingga manusia merasakan ketenangan tersebut dan merasakan kelezatan dalam beribadah yang tidak didapatkan pada hari-hari yang lain.

Ketiga, manusia dapat melihat malam ini dalam mimpinya sebagaimana terjadi pada sebagian sahabat.

Keempat, matahari akan terbit pada pagi harinya dalam keadaan jernih, tidak ada sinar. Dari Abi bin Ka’ab bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Shubuh hari dari malam lailatul qadar matahari terbit tanpa sinar, seolah-olah mirip bejana hingga matahari itu naik.” (HR. Muslim no. 1174)

Bagaimana Seorang Muslim Menghidupkan Malam Lailatul Qadar?

Lailatul qadar adalah malam yang penuh berkah. Barangsiapa yang terluput dari lailatul qadar, maka dia telah terluput dari seluruh kebaikan. Sungguh merugi seseorang yang luput dari malam tersebut. Seharusnya setiap muslim mengecamkan baik-baik sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Di bulan Ramadhan ini terdapat lailatul qadar yang lebih baik dari 1000 bulan. Barangsiapa diharamkan dari memperoleh kebaikan di dalamnya, maka dia akan luput dari seluruh kebaikan.” (HR. Ahmad. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih.)

Oleh karena itu, sudah sepantasnya seorang muslim lebih giat beribadah ketika itu dengan dasar iman dan tamak akan pahala melimpah di sisi Allah. Seharusnya dia dapat mencontoh Nabinya yang giat ibadah pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. ‘Aisyah menceritakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan melebihi kesungguhan beliau di waktu yang lainnya.” (HR. Muslim no. 1175)

Seharusnya setiap muslim dapat memperbanyak ibadahnya ketika itu, menjauhi istri-istrinya dari berjima’ dan membangunkan keluarga untuk melakukan ketaatan pada malam tersebut. ‘Aisyah mengatakan, “Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan), beliau mengencangkan sarungnya (untuk menjauhi para istri beliau dari berjima’), menghidupkan malam-malam tersebut dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhari no. 2024 dan Muslim no. 1174)

Sufyan Ats Tsauri mengatakan, “Aku sangat senang jika memasuki sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan untuk bertahajud di malam hari dan giat ibadah pada malam-malam tersebut.” Sufyan pun mengajak keluarga dan anak-anaknya untuk melaksana kan shalat jika mereka mampu. (Latho-if Al Ma’arif, hal. 331)

Adapun yang dimaksudkan dengan menghidupkan malam lailatul qadar adalah menghidupkan mayoritas malam dengan ibadah dan bukan seluruh malam. Pendapat ini dipilih oleh sebagian ulama Syafi’iyah. Menghidupkan malam lailatul qadar pun bukan hanya dengan shalat, bisa pula dengan dzikir dan tilawah Al Qur’an (Lihat ‘Aunul Ma’bud, 3/313, Mawqi’ Al Islam, Asy Syamilah). Namun amalan shalat lebih utama dari amalan lainnya di malam lailatul qadar berdasarkan hadits, “Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 1901)

Bagaimana Wanita Haidh Menghidupkan Malam Lailatul Qadar?

Juwaibir pernah mengatakan bahwa dia pernah bertanya pada Adh Dhohak, “Bagaimana pendapatmu dengan wanita nifas, haidh, musafir dan orang yang tidur (namun hatinya dalam keadaan berdzikir), apakah mereka bisa mendapatkan bagian dari lailatul qadar?” Adh Dhohak pun menjawab, “Iya, mereka tetap bisa mendapatkan bagian. Siapa saja yang Allah terima amalannya, dia akan mendapatkan bagian malam tersebut.” (Latho-if Al Ma’arif, hal. 331)

Dari riwayat ini menunjukkan bahwa wanita haidh, nifas dan musafir tetap bisa mendapatkan bagian lailatul qadar. Namun karena wanita haidh dan nifas tidak boleh melaksanakan shalat ketika kondisi seperti itu, maka dia boleh melakukan amalan ketaatan lainnya. Yang dapat wanita haidh lakukan ketika itu adalah: (1) Membaca Al Qur’an tanpa menyentuh mushaf, (2) Berdzikir dengan memperbanyak bacaan tasbih (subhanallah), tahlil (laa ilaha illallah), tahmid (alhamdulillah) dan dzikir lainnya, (3) Memperbanyak istighfar, dan (4) Memperbanyak do’a. (Lihat pembahasan di “Al Islam Su-al wa Jawab” pada link http://www.islam-qa.com/ar/ref/26753)

Beri’tikaf Demi Menanti Lailatul Qadar

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan sampai Allah mewafatkan beliau. Inilah penuturan ‘Aisyah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir dengan tujuan untuk mendapatkan malam lailatul qadar, untuk menghilangkan dari segala kesibukan dunia, sehingga mudah bermunajat dengan Rabbnya, banyak berdo’a dan banyak berdzikir ketika itu. (HR. Bukhari no. 2026 dan Muslim 1172)

Beberapa hal yang harus diperhatikan ketika ingin beri’tikaf.

Pertama, i’tikaf harus dilakukan di masjid dan boleh di masjid mana saja. I’tikaf disyari’atkan dilaksanakan di masjid berdasarkan firman Allah Ta’ala (yang artinya), “(Tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam masjid” (QS. Al Baqarah: 187). Demikian juga dikarenakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam begitu juga istri-istri beliau melakukannya di masjid, dan tidak pernah di rumah sama sekali.

Menurut mayoritas ulama, i’tikaf disyari’atkan di semua masjid karena keumuman firman Allah di atas (yang artinya) “Sedang kamu beri’tikaf dalam masjid”. Adapun hadits marfu’ dari Hudzaifah yang mengatakan, ”Tidak ada i’tikaf kecuali pada tiga masjid yaitu masjidil harom, masjid nabawi dan masjidil aqsho”. Perlu diketahui, hadits ini masih dipersilisihkan statusnya, apakah marfu’ (sabda Nabi) atau mauquf (perkataan sahabat).

Kedua, wanita juga boleh beri’tikaf sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengizinkan istri beliau untuk beri’tikaf. Namun wanita boleh beri’tikaf di sini harus memenuhi 2 syarat: (1) Diizinkan oleh suami dan (2) Tidak menimbulkan fitnah (masalah bagi laki-laki).

Ketiga, yang membatalkan i’tikaf adalah: (1) Keluar masjid tanpa alasan syar’i atau tanpa ada kebutuhan yang mubah yang mendesak (misalnya untuk mencari makan, mandi junub, yang hanya bisa dilakukan di luar masjid), (2) Jima’ (bersetubuh) dengan istri berdasarkan Surat Al Baqarah: 187 di atas.

Keempat, hal-hal yang dibolehkan ketika beri’tikaf di antaranya: (1) Keluar masjid disebabkan ada hajat seperti keluar untuk makan, minum, dan hajat lain yang tidak bisa dilakukan di dalam masjid, (2) Melakukan hal-hal mubah seperti bercakap-cakap dengan orang lain, (3) Istri mengunjungi suami yang beri’tikaf dan berdua-duaan dengannya, (4) Mandi dan berwudhu di masjid, dan (5) Membawa kasur untuk tidur di masjid.

Kelima, jika ingin beri’tikaf selama 10 hari terakhir bulan Ramadhan, maka seorang yang beri’tikaf mulai memasuki masjid setelah shalat Shubuh pada hari ke-21 (sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) dan keluar setelah shalat shubuh pada hari ‘Idul Fithri menuju lapangan.

Keenam, hendaknya ketika beri’tikaf, sibukkanlah diri dengan melakukan ketaatan seperti berdo’a, dzikir, bershalawat pada Nabi, mengkaji Al Qur’an dan mengkaji hadits. Dan dimakruhkan menyibukkan diri dengan perkataan dan perbuatan yang tidak bermanfaat. (pembahasan i’tikaf ini disarikan dari Shahih Fiqih Sunnah, 2/150-158)

Semoga Allah memudahkan kita menghidupkan hari-hari terakhir di bulan Ramadhan dengan amalan ketaatan. Hanya Allah-lah yang memberi taufik.

Read more...

CARA MENGUNJUNGI SURGA

>> 04 Agustus 2009

Rasulullah SAW bersabda, ''Barangsiapa menjenguk orang sakit, maka ia tak henti-hentinya dalam keadaan mengunjungi surga sampai ia pulang.''Bisakah kita mengunjungi surga sedangkan keberadaannya tak terlihat mata, tidak terdengar telinga, dan tak tergambar oleh akal ? Bagaimana mungkin kita dapat mengunjungi surga yang berada di alam gaib ?

Dalam Isra Mi'raj, Rasulullah SAW memang pernah mengunjungi surga dan menyaksikan para penghuninya. Tapi, kita bukan rasul, bukan pula nabi. Jadi, bagaimana bisa mengunjungi surga yang kita rindukan itu ? Sebenarnya, ada beragam cara yang ditunjukkan Allah SWT kepada hamba-Nya agar bisa mencapai surga. Di antara cara yang ditunjukkan Allah SWT adalah dengan menjenguk orang sakit serta memberi makan dan minum kepada hamba-Nya yang membutuhkan.

Dalam sebuah hadis Qudsi disebutkan, Rasulullah SAW bersabda, ''Sesungguhnya pada hari kiamat, Allah 'Azza wa Jalla berfirman, 'Hai anak Adam, Aku sakit, tetapi kamu tidak menjenguk-Ku'.'' Dia berkata, ''Wahai Rabbku, bagaimana aku menjenguk-Mu, padahal Engkau adalah Rabb semesta alam ?''

Dia berfirman, ''Tahukah kamu bahwa hamba-Ku si fulan, sakit, tapi kamu tidak mau menjenguknya. Tahukah kamu, jika kamu menjenguknya, kamu akan mendapati Aku berada di sisinya.'' ''Hai anak Adam, Aku minta makan kepadamu, tapi kamu tidak mau memberi makan kepada-Ku.'' Dia berkata, ''Wahai Rabbku bagaimana aku memberi makan kepada-Mu, sedangkan Engkau adalah Rabb semesta alam ?''

Dia berkata, ''Tidakkah kamu tahu bahwa ada seorang hamba-Ku, si fulan, minta makan kepadamu, tapi kamu tidak memberi makan kepadanya ? Tidakkah kamu tahu bahwa jika kamu memberi makan kepadanya, kamu akan mendapati hal itu di sisi-Ku ?''

Berdasarkan hadis tersebut, jelaslah bahwa siapa pun yang menjenguk orang sakit, sesungguhnya ia sedang mengunjungi Surga sampai ia pulang.

Dalam riwayat lain disebutkan, Rasulullah SAW ditanya, ''Wahai Rasulullah, apa maksud dalam keadaan mengunjungi Surga?'' Beliau menjawab, ''Yaitu memetik buah Surga''. Itulah sebagian kemuliaan yang Allah SWT berikan kepada para hamba-Nya di dunia. Seorang hamba yang menjenguk orang sakit, memberi makan dan minum kepada hamba-Nya yang membutuhkan, akan mendapatkan pahala, rahmat, dan kemuliaan dari Allah SWT dan berada dalam derajat yang dekat dengan-Nya.

Alangkah indahnya bila kita selalu menyempatkan waktu untuk mengunjungi Surga-Nya, meskipun masih hidup di dunia...

Read more...

KIAMAT AKAN DATANG TAHUN 2012 ?

Beberapa hari yang lalu ada berita di salah-satu stasiun tv swasta nasional yang membahas kiamat akan terjadi pada tanggal 21 Desember 2012.

Kenapa bisa memprediksi seperti itu ?

Menurut Para Ilmuwan puncak aktivitas matahari akan terjadi pada tahun 2012 tepatnya pada tanggal 21 Desember, Pada tanggal tersebut akan terjadi ledakan di dalam pusat Matahari yang jelas efeknya akan terjadi pada planet sekitarnya termasuk juga bumi yang kita diami.

Efek yang paling ringan terhadap Bumi adalah semua teknologi seperti satellite, jaringan listrik, telekomunikasi dan yang lainnya akan lumpuh total di seluruh dunia. Manusia akan memasuki episode baru yaitu abad kegelapan dimana semua fasilitas yang berbau teknologi informasi akan punah dikarenakan efek dari ledakan matahari. Efek yang paling hebat adalah dimana semua planet disekitar matahari akan saling berbenturan dan tidak akan lagi dalam pusat rotasi, inilah yang predikisikan oleh para ilmuwan dimana akan terjadi kiamat.

Sumber lain mengatakan seperti di buku "Apocalypse 2012" karya Lawrence E. Joseph : Pada tahun 2012 akan terjadi banyak bencana melanda di banyak Negara atau bisa disebut banyak bencana mengglobal di seluruh dunia. Diperkuat oleh banyak Ramalan termasuk ramalan Suku Maya kuno dari Meksiko : Bahwa pada tahun 2012 akan ada meteor besar yang jatuh ke Bumi.

Benarkah semua Prediksi itu ?

Dalam pandangan Islam, Kiamat pasti terjadi dan akan terjadi, itu termasuk Rukun Iman, yakni Beriman kepada Hari Akhir. Tanda-tanda secara umum Hari Kiamat dalam pandangan islam saat ini sudah terjadi, seperti diantaranya : Datangnya Nabi akhir Zaman, Banyaknya bencana di sana-sini, Penyakit-penyakit baru dan aneh yang belum ada obatnya, serta masih banyak lagi tanda-tanda umum lainnya.

Tapi tanda-tanda Khusus belum ada, yakni :

- Datangnya Dajjal atau menurut versi barat adalah Luciffer, untuk merusak semua tatanan kehidupan di bumi.
- Datangnya Yajujj Majujj.
- Turunnya Isa al masih (versi Islam), Jesus Kristus atau Jesus from Nazareth (versi Kristiani), Joshua (versi Yahudi).

Dalam pandangan islam akan turun Isa al masih untuk meluruskan ajaran yang di bawanya, membenarkan Muhammad adalah nabi akhir jaman dan menghancurkan Dajjal beserta para pengikutnya.

Dari semua prediksi dan pandangan tersebut, kita sebagai Manusia tidak akan pernah bisa dan sanggup menentukan secara pasti "Kapan Kiamat akan Datang".

Semuanya itu adalah rahasia Sang Pencipta dan Penguasa Alam, Allah 'aza Wajalla...

Read more...

ICMI DESAK CINA UNTUK LINDUNGI WARGA MUSLIM

>> 25 Juli 2009

JAKARTA -- Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) mengingatkan agar Pemerintah Cina tak menerapkan pendekatan keamanan dalam menyelesaikan peristiwa kerusuhan di Urumqi, Provinsi Xinjiang, Cina, yang melibatkan kaum Muslim Uighur.

''Kami minta Pemerintah Cina selalu mengedepankan hak asasi manusia (HAM) serta memberikan jaminan pada kelompok-kelompok minoritas di sana, khususnya kaum Muslim Uighur,'' ungkap Azyumardi Azra, salah seorang Presidium ICMI saat menerima Utusan Khusus Menlu Cina, Chen Shiqiu, di kantor ICMI, Jakarta, Jumat (24/7).

Chen bertandang ke ICMI didampingi sejumlah pejabat dan diplomat Cina. Delegasi Pemerintah Cina itu bertujuan untuk menjelaskan peristiwa kerusuhan yang melibatkan Muslim Uighur di Kota Urumqi, Xinjiang, Cina. Menurut Chen, kerusuhan yang menewaskan 190 orang itu bukanlah masalah etnis atau masalah agama.

''Peristiwa itu memiliki latar belakang politis yang sangat dalam. Jadi, bukan terkait masalah etnis atau persoalan agama,'' papar Chen. Menanggapi pernyataan Chen, Azyumardi menegaskan, jika pemerintah Cina terlalu menggunakan pendekatan keamanan, justru akan menciptakan kekerasan yang sulit dihilangkan.

ICMI meminta agar Pemerintah Cina menggunakan pendekatan dialogis dalam menghadapi masalah dengan umat Muslim di negeri Tirai Bambu itu. ''Pendekatan dialogis antara Pemerintah Cina dan tokoh-tokoh Muslim di Xinjiang dilakukan, bahkan harus pula melibatkan masyarakat madani di sana,'' ujar Azyumardi menegaskan.

Azyumardi juga berharap agar ada pemerataan bagi masyarakat atau kaum Muslim di Cina terkait hasil bumi dan hasil alam. ''Saya dengar, Xinjiang itu kaya kandungan minyak bumi dan gas alam. Jika tidak terjadi pemerataan, tentunya akan menimbulkan kecemburuan,'' tuturnya.

Sehari sebelumnya, utusan khusus Cina itu berkunjung ke kantor PP Muhammadiyah, Jakarta. Dalam pertemuan itu, Ketua Umum PP Muhammadyah, Din Syamsudin, meminta agar Pemerintah Cina menghargai hak-hak beragama kaum Muslim Uighur di Cina. ''Memang, masalah di Xinjiang merupakan masalah domestik. Kami berharap cara-cara penanganan yang dilakukan Pemerintah Cina menghargai HAM, hak beragama, serta hak hidup,'' ungkap Din.

Read more...

DUA SYARAT HIDUP TENANG

>> 18 Juli 2009

''Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, 'Tuhan kami adalah Allah', kemudian meneguhkan pendirian mereka (istiqamah), maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan, 'Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih'.'' (QS Fushshilat [41]: 30).

Mungkinkah kita bisa benar-benar hidup tenang, sedangkan impitan ekonomi dan beban hidup terasa begitu berat? Jawabannya, ''Ya.'' Kita bisa hidup tenang, tanpa perlu merasa takut dan sedih, hanya dengan menjalankan dua syarat.Pertama, percaya kepada Allah SWT dengan sepenuh hati. Kedua, istiqamah dalam kebaikan. Demikianlah yang dijanjikan Allah SWT di dalam surat di atas.

Di dalam tafsirnya, Imam ar-Razi menjelaskan, ketenangan jiwa hanya bisa diraih dengan kebenaran hakiki dan amal saleh. Puncak kebenaran hakiki adalah mengenal Allah SWT. Sementara puncak amal saleh adalah istiqamah.Mengenal Allah SWT berarti mengetahui dan meyakini betul segala sifat dan nama baik (asmaul husna) yang dimiliki-Nya. Dengan demikian, seseorang tak akan lagi merasa khawatir dalam menghadapi hidup ini.

Sebab, ada Allah Yang Maha Pengasih, Yang Maha Penyayang, Yang Maha Pemberi Rezeki, Yang Maha Pemurah, yang telah menjamin makanan dan keamanannya. Dalam konteks ini berlaku prinsip pantulan bola, yaitu semakin keras bola dilemparkan, semakin keras pula bola itu memantul. Artinya, semakin besar keyakinan dan kepercayaan kita terhadap Kemahakuasaan dan Kemahamurahan Allah SWT, semakin besar pula kasih sayang dan kemurahan Allah SWT kepada kita.

Ini ditegaskan oleh Allah SWT dalam hadis qudsi, ''Sesungguhnya Aku tergantung sangkaan hamba-Ku kepada-Ku.'' (HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad). Setelah mengenal Allah SWT, yang dituntut kemudian adalah istiqamah. Imam ar-Razi menyebutkan, yang dimaksud istiqamah di sini adalah konsistensi melakukan amal saleh, baik itu di saat lapang maupun sulit.

Sebab, amal saleh tidak bergantung pada situasi atau kondisi tertentu. Kapan dan di manapun, seorang Muslim yang berharap ridha Allah SWT pasti akan melakukan amal saleh. Rasulullah SAW menegaskan, ''Amal saleh yang paling disukai oleh Allah adalah yang dilakukan terus-menerus sekalipun itu sedikit.'' (HR Bukhari, Muslim, Abu Daud, Nasai, dll).

Bila seorang Muslim percaya kepada Allah SWT dengan sepenuh hati dan istiqamah dalam kebaikan, niscaya Allah SWT akan memberinya kehidupan tenang, berupa malaikat-malaikat yang turun membisikkan ke dalam hatinya kalimat penyemangat, ''Jangan khawatir dan bersedih hati. Sebab, akan banyak keajaiban yang pasti menghampiri.''

Read more...

ABU NAWAS PENYAIR ANDAL DINASTI ABBASIYAH

Seorang penyair muda berpenampilan nyentrik itu memang layak dikenang. Rambutnya ikal, panjang bergelombang terurai hingga ke bahu. Karena penampilannya itu, ia dijuluki Abu Nawas (si rambut ikal panjang). Nama aslinya adalah al-Hasan ibn Hani al-Hakami. Ia tumbuh dari keluarga kelas bawah, namun karya-karyanya mewakili kelompok penyair papan atas di zamannya.


Dia seorang penyair yang jenius, kritis, liar, slengean, menjengkelkan (bagi sebagian orang), tetapi juga religius. Dikatakan jenius, karena dalam sejarah kepenyairan Arab, dirinya adalah tonggak baru yang memisahkan puisi sebelum dan sesudahnya.

''Ia memasukkan unsur-unsur modern dalam karya-karyanya. Dia membangun imajinasi kehidupan kota, seperti anggur, jalanan, gedung-gedung, wanita, dan anak laki-laki 'piaraan', ke dalam puisi. Para penyair sebelumnya lebih senang mengambil objek desa. Dia yang pertama menulis puisi seks dan homoseksualitas,'' kata Adonis, sastrawan Arab modern, mengomentari karya-karya Abu Nawas.

Ketika masih belia, puisi-puisi Abu Nawas banyak bertutur tentang khamar (tuak atau minuman keras). Salah satunya adalah puisi khumrayat (penggambaran tentang minuman keras). Ia menggambarkan tentang kelezatan dan keburukan khamar, cara memerasnya, mengolahnya, hingga warna, aroma kelezatan rasa, dan kehidupan para peminumnya. Menurutnya, khamar dapat menenangkan hatinya yang gundah.

Dr Muhammad al-Nuwaihi dalam kitabnya Nafsiyyat Abi Nuwas menyebutkan Abu Nawas sangat tergantung pada minuman keras. Tingkah lakunya itu sungguh aneh. Maka, banyak orang yang mengatakan puisi-puisinya merupakan refleksi dari tingkah lakunya.

Tampaknya, Abu Nawas muda mewakili sisi lain dari kehidupan di zamannya. Tingkah lakunya yang berseberangan dengan ajaran agama, menunjukkan ada kehidupan sosial lain yang tidak tercatat dalam buku-buku sejarah. Zaman kegemilangan Islam era Dinasti Abbasiyah yang dikenal maju dalam ilmu pengetahuan dan ilmu-ilmu agama, juga diwarnai dengan kehidupan gelap. Di sini, Abu Nawas secara jujur dan apa adanya mengungkapkan sisi gelap itu.

Apakah puisi-puisi Abu Nawas muda menyesatkan? Bagi sebagian orang mungkin ya, tetapi bagi sebagian yang lain ternyata tidak. Adonis, contohnya. Penyair asal Suriah yang bernama asli Ali Ahmad Said ini mengungkapkan tidak ada puisi Arab yang menyesatkan.

''Berkali-kali membaca puisi Arab, saya tidak melihat ada kesesatan. Sebaliknya, puisi memberi kebenaran mendalam. Ada keharmonisan hubungan antara kata-kata dan benda, antara manusia dan alam. Puisi membuka cakrawala manusia tanpa batas,'' katanya.

''Penyair harus punya sesuatu yang bergolak dalam dirinya. Untuk menulis puisi, manusia harus hidup di dalam puisi. Ungkapan seorang penyair amat berbeda dengan cara pemikir, filsuf, alim ulama, atau ahli agama. Saat melihat jendela, seorang pemikir berkata jendela ini persegi panjang. Tapi, penyair bisa bilang jendela adalah perempuan yang membentangkan kedua tangannya,'' tambahnya.

Adonis juga mengutarakan bahwa senjata penyair adalah kebebasan. Orang yang tidak dapat lepas dari kungkungan eksternal ataupun internal, tidak akan mungkin menjadi penyair. Selama orang segan menyatakan apa yang ada dalam dirinya, ia tidak akan dapat berpuisi. Ia mencontohkan, seksualitas yang mungkin tidak bisa diutarakan oleh orang yang taat beragama, karena hal itu baginya tabu untuk diungkapkan.

Abu Nawas tidak segan-segan mempuisikan apa yang ia lakukan dan rasakan. Karena itu, tudingan-tudingan seperti penyair zindik atau pendosa besar sering dialamatkan kepadanya. Apa yang dikatakan oleh Adonis bahwa senjata seorang penyair adalah kebebasan, menjadikan Abu Nawas tampak melampaui batas kesopanan dan merendahkan ajaran agama.

Hilangnya aroma Tuak


Tak pernah ada kata terlambat untuk bertobat. Itulah salah satu pelajaran penting yang diajarkan Abu Nawas. Masa mudanya memang diwarnai dengan gaya hidup penuh maksiat. Namun, di masa tuanya, sang penyair berubah menjadi seorang sufi. Penyesalan dan pertobatannya dia ungkapkan lewat puisi-puisinya yang bertema zuhdiyat (kehidupan zuhud). Seorang sahabatnya, Abu Hifan bin Yusuf bin Dayah, memberi kesaksian, di akhir hayat Abu Nawas mengisi kehidupannya dengan ibadah.

Apa gerangan yang membuat Abu Nawas bertobat? Ada yang berpendapat karena dia dijebloskan ke dalam penjara oleh Khalifah al-Ma'mun, setelah menikmati masa kejayaan bersama Khalifah Harun al-Rashid dan Khalifah al-Amin. Al-Ma'mun tidak bisa memberikan toleransi pada karya-karya Abu Nawas yang vulgar, mengumbar kesenangan dan nafsu seksual.

Sejak ia dipenjarakan, puisi-puisinya berubah menjadi religius. Kenakalan dan aroma kendi tuak dalam puisinya yang khas meluntur, seiring dengan kepasrahannya kepada kekuasaan Allah. Puisi-puisi tuaknya digantikan dengan puisi pertobatan kepada Yang Mahakuasa.

Pada masa ini, puisi dan syair yang ditulisnya terdiri atas beberapa tema. Ada yang bertema pujian (madah), sati re (hija’), zuhud (zuhdiyat), bahaya minum khamar (khumriyat), cinta (hazaliyat), serta kejenakaan (mujuniyah). Syairsyair religiusnya dikenal dan dibaca di seantero jagad Islam. Dari masjid-masjid dan surausurau di Nusantara. Salah satu syair zuhdiyat Abu Nawas terus berkumandang:

Ilahi, lastu lilfirdausi ahla. Wala aqwa ‘ala naril jahimi Fahab li tawbatan waghfir dzunubi. Fainnaka ghafirud Zanbil azimi. (Tuhanku, hamba tidaklah pantas menjadi penghuni surga. Namun, hamba juga tidak kuat akan panas api neraka. Maka, berilah hamba ampunan atas dosa-dosa hamba. Karena sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Mahaagung) Puisi pertobatan itu diakhiri dengan kata-kata, ‘’Jika Engkau meng ampuni dosa-dosaku, sung guh Engkau adalah Zat Yang Ma ha pengampun. Tetapi, jika Eng kau menolaknya, lantas kepada siapa aku harus mengadu.’’ rid/berbagai sumber

Dari Istana ke Penjara

Abu Nawas dipandang oleh kalangan penyair modern sebagai penyair Arab klasik terbesar. Sederet nama sastrawan beken semacam Omar Kayam dan Hafiz—dua sastrawan Islam kondang—diketahui banyak mendapat pengaruh dari Abu Nawas.

Tak mengherankan jika puisi-puisi penyair nyentrik ini kemudian diterjemahkan ke dalam banyak bahasa dan tersebar di berbagai belahan dunia. Salah satu karyanya dialihbaha sakan ke dalam bahasa Inggris berjudul O Tribe That Loves Boysoleh Hakim Bey dan diterbitkan Entimos Press pada 1993.

Jaafar Abu Tarab juga menerjemahkan karya Abu Nawas berjudul Carousing With Gazelles. Jim Colville menerjemahkan Poems of Wine and Revelry: The Khamriyyat of Abu Nuwas. Di mata para sastrawan Barat, Abu Nawas tampak begitu istimewa. Philip F Kennedy, misalnya, secara khusus menulis The Wine Song in Classical Arabic Poetry: Abu Nuwas and the Literary Tradition, yang diterbitkan Open University Press tahun 1997. Pada 2005, Penerbit OneWorld Press menerbitkan buku karya Philip Kennedy berjudul Abu Nuwas: A Genius of Poetry.

Dalam kitab Al-Wasith fil Adabil Arabi wa Tarikhihi, Abu Nawas digambarkan sebagai penyair multivisi, jenaka, berlidah tajam, pengkhayal ulung, dan tokoh terkemuka sastrawan angkatan baru. Namun, di Indonesia ia lebih dikenal sebagai orang aneh yang bertingkah lucu dan konyol.

Keistimewaan Abu Nawas tidak lahir begitu saja, tetapi terasah sejak dirinya masih belia. Ia diperkirakan lahir antara tahun 747 hingga 762 M. Ada yang memastikan, ia lahir pada 738 M di Ahwaz, Persia. Ayahnya seorang Arab bernama Hani, anggota tentara Marwan bin Muhammad atau Marwan II, khalifah terakhir Dinasti Umayyah di Damaskus. Sementara ibunya, dari Persia bernama Golban atau Jelleban, yang kesehariannya bekerja sebagai penenun.

Konon, sejak lahir hingga tutup usia, Abu Nawas tak pernah bertemu dengan sang ayah. Kemiskinan memaksa ibunya menjual Abu Nawas kecil kepada seorang penjaga toko dari Yaman bernama Sa’ad Al-Yashira. Abu Nawas muda bekerja di toko grosir milik tuannya di Basrah, Irak. Sejak remaja, otak Abu Nawas terkenal encer. Ini menarik perhatian Walibah ibnu Al-Hubab, seorang penulis puisi berambut pirang. Al-Hubab pun memutuskan untuk membeli dan membebaskan Abu Nawas dari tuannya.

Al-Hubab mendidiknya dalam disiplin teologi, tata bahasa Arab, dan puisi. Sejak itulah, Abu Nawas begitu tertarik dengan dunia sastra. Ia kemudian menimba ilmu dari Khalaf Al-Ahmar di Kufah. Sang guru memerintahkannya untuk berdiam di padang pasir bersama orang-orang badui, untuk mendalami dan memperhalus pengetahuan bahasa Arabnya selama satu tahun. Setelah itu, dia hijrah ke Baghdad yang merupakan kota metropolitan era kejayaan Islam di bawah Khalifah Harun Al-Rasyid.

Karier Abu Nawas di dunia sastra makin menanjak setelah kepandaiannya menulis puisi menarik perhatian Khalifah Harun Al-Rasyid. Melalui perantara musikus istana, Ishaq al-Wawsuli, Abu Nawas akhirnya diganjar predikat sebagai sya’irul bilad(penyair negeri). Puncak kariernya terjadi pada masa khalifah Al-Amin. Kebanyakan karya Abu Nawas lahir pada periode ini. Akan tetapi, hampir semua puisinya berorientasi pada pemujaan terhadap Khalifah.

Kemesraan Abu Nawas dengan pihak kerajaan tidak selamanya mulus. Setelah Al-Amin mangkat dan digantikan oleh Al-Ma’mun, Abu Nawas berada dalam masalah besar.

Al-Ma’mun tidak bisa memberikan toleransi kepada Abu Nawas yang gemar membuat puisi erotis, jorok, bahkan melawan ajaran agama. Al-Ma’mun menjebloskan Abu Nawas ke penjara. Pendapat lain menyatakan dipenjarakannya Abu Nawas karena ia menghina Ali bin Abi Thalib.

Namun justru penjara menjadi tempat tumbuhnya gairah spiritual Abu Nawas. Ia berubah menjadi seorang sufi. Menurut Zonbor, sekretaris Sultan, Abu Nawas hanya berpura-pura tobat karena mengharapkan ampunan dari Sultan. Diperkirakan, Abu Nawas menghabiskan hidupnya di dalam penjara. rid/berbagai sumber

Read more...

GIAT SAAT FAKIR

Kefakiran harta sering diidentikkan dengan kehinaan. Karakter rendah diri, merasa tak berdaya, hingga menghinakan diri sendiri, sering menjangkiti mereka yang dilanda kefakiran. Akumulasi karakter itu akan mengempaskan pada jurang keputusasaan. Kegairahan untuk bangkit dan berjuang pun hilang. Langkah nyata menghindarkan diri dari keterpurukan pun tak akan kembali muncul.

Kegairahan hidup harus terpelihara, walau di tengah kefakiran. Kefakiran mesti menjadi daya pengungkit bagi tercapainya kehidupan yang lebih baik. Perasaan hina karena kefakiran harus ditumbangkan, karena sangat tidak beralasan.Islam pun tidak mengenal perspektif demikian. Karena kehinaan bukan milik si fakir, tapi mereka yang tidak beriman dan tak menaati Allah SWT.

''Tidakkah mereka (orang-orang munafik itu) mengetahui bahwasanya barang siapa menentang Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya neraka Jahanamlah baginya, dia kekal di dalamnya. Itu adalah kehinaan yang besar.'' (QS Attaubah [9]: 63).Untuk menjaga kegairahan hidup, Islam memandang bahwa mereka yang fakir sebagai makhluk yang dicintai Allah SWT. Kefakiran bukanlah azab yang dilaknat, tapi ujian yang dapat mendatangkan kebaikan.

Seperti sabda Rasulullah SAW, ''Sesungguhnya makhluk yang paling dicintai oleh Allah adalah orang-orang yang fakir, karena makhluk yang paling dicintai Allah adalah para Nabi, maka Allah menguji mereka dengan kefakiran.''Rasulullah SAW pun bermunajat agar dimatikan bersama orang fakir. Seperti yang diriwayatkan dari Abu Said al-Khudri, ''Ya Allah, matikanlah aku sebagai orang yang fakir dan jangan matikan aku sebagai orang kaya. Kumpulkanlah aku nanti pada hari kiamat dalam rombongan orang-orang miskin.''

Sabda Rasulullah SAW itu bukan meninabobokan agar nyaman bersama kefakiran. Lalu, lari dari hidup yang berkecukupan. Namun, untuk mengembalikan harga diri dan kepercayaan diri, di tengah penghinaan dan pengucilan manusia yang menilai kemuliaan dari keberlimpahan harta.

Janji Allah SWT dan Rasulullah SAW yang selalu bersamanya, mencintainya, dan membelanya, hendaknya menjadi pemulih optimisme dalam mengarungi kefakiran.Ini juga menjadi modal untuk menggiatkan kemauan berusaha, bekerja lebih keras, juga kreatif. Seperti giatnya sahabat yang fakir di masa Rasulullah SAW saat berkompetisi dengan sahabat yang berharta dalam mengisi kehidupan, dengan karya-karya sesuai kemampuan mereka.

Tetap produktif, berkontribusi, dan tak membebani orang lain telah menjadi karakter mereka. Kefakiran bukanlah penghambat, tapi penyemangat untuk berebut kebaikan dan pahala di tengah keterbatasan. Karena di tengah keterbatasanlah, segalanya lebih dilipatgandakan oleh Allah Yang Mahakaya.

Read more...

LEBIH DARI 1000 ORANG MUSLIM UIGHUR (CHINA) DIPERKIRAKAN TEWAS

>> 12 Juli 2009

Jam malam diberlakukan, ribuan orang eksodus dari Urumqi.

WASHINGTON - Pemimpin masyarakat Uighur dari wilayah Xinjiang di bagian barat laut Cina di pengasingan mengatakan, ribuan orang mungkin telah tewas dalam kekerasan di wilayah tersebut dalam beberapa hari belakangan ini. Rebiya Kadeer, pemimpin Kongres Uighur Dunia, yang bermarkas di Washington, mengatakan sulit untuk mengajukan angka korban secara komprehensif dari wilayah itu, tempat kelompok etnik asli Uighur telah lama mengeluhkan tekanan. "Menurut laporan-laporan yang belum dikonfirmasikan yang kami peroleh di wilayah itu, sekarang jumlah korban mencapai 1.000 atau beberapa orang mengatakan 3.000," kata Rebiya pada konferensi pers di Gedung Capitol AS, Sabtu (11/7) atau Jumat waktu setempat. Menurut Rebiya, kematian itu terjadi tidak hanya di ibu kota Xinjiang, Urumqi, tapi di seluruh wilayah yang sangat luas tersebut. "Banyak pembunuhan di beberapa kota yang berbeda seperti di Kashgar," katanya. Kadeer, yang telah menghabiskan sekitar enam tahun di sebuah penjara di Cina sebelum dibebaskan di bawah tekanan AS pada 2005, memperkirakan, 5.000 orang lagi telah dipenjarakan.

Menurut versi Pemerintah Cina, 156 orang telah tewas dan lebih dari 1.000 orang terluka dalam kerusuhan di Urumqi, Ahad (5/7) lalu. Menurut kantor berita resmi Xinhua, kemarin, jumlah korban tewas meningkat menjadi 184 orang. Diantara mereka yang tewas, 137 adalah orang Han, yang mencakup 111 pria dan 26 wanita. Sebanyak 46 korban adalah warga Uighur, yang terdiri atas 45 pria dan satu wanita. Seorang pria Hui juga tewas," kata kantor berita itu mengutip pemerintah daerah setempat. Menurut Pemerintah Cina, korban berjatuhan ketika orang-orang Uighur menyerang orang-orang dari kelompok etnik Han - yang dominan di Cina.

Namun, Rebiya mengatakan, pasukan keamanan telah bertindak terlalu berlebihan pada pengunjuk rasa damai itu dan menggunakan kekuatan yang mematikan. Beijing menuduh orang-orang di pengasingan telah membesar-besarkan jumlah korban tewas dan menimbulkan kekerasan--tuduhan yang dibantah oleh Rebiya.
"Saya menentang semua kekerasan. Saya tidak melakukan itu dan saya tidak akan melakukan hal seperti itu," tegas Rebiya.

Eksodus Larangan keluar rumah, kemarin, kembali diterapkan di Kota Urumqi, Cina, setelah warga tidak menggubris larangan shalat di masjid. Masjid-masjid di kota diperintahkan ditutup pada Jumat lalu, tapi setidaknya dua masjid tetap dibuka atas permintaan massa warga Muslim Uighur yang berkumpul di luar. Suasana Kota Urumqi tetap tegang setelah pecahnya tindak kekerasan etnis itu. Ribuan warga, baik dari kalangan etnik Han maupun Uighur, dilaporkan mencoba eksodus dari kota tersebut. Pihak berwenang menyediakan pelayanan bus tambahan untuk perjalanan keluar dari Urumqi, namun permintaan karcis telah melampaui jumlah tempat duduk yang ada. "Terlalu berisiko tinggal di sini. Kami takut akan kekerasan," kata Xu Qiugen, pekerja bangunan berusia 23 tahun asal Cina tengah yang lima tahun tinggal di Urumqi dan telah membeli karcis untuk pergi bersama istrinya.

Kekerasan di Xinjiang itu telah memancing kecaman dari banyak pihak di luar Cina, seperti Turki, Belanda, Australia, dan Amerika Serikat (AS). Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut kerusuhan etnis di Provinsi Xinjiang, Cina, itu semacam genosida. "Tidak ada kata lain untuk mengomentari peristiwa itu, kecuali genosida," kata Erdogan. Gelombang pawai protes juga muncul di berbagai kota dunia, seperti Ankara, Berlin, Canberra, dan Istanbul.

Orang-orang Uighur di pengasingan mengklaim bahwa pasukan keamanan Cina bereaksi terlalu berlebihan atas protes damai. Bersama-sama Tibet, Xinjiang merupakan salah satu kawasan paling rawan politik. Pemerintah Cina berusaha mengendalikan kehidupan beragama dan kebudayaan sambil menjanjikan pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran. (afp/bbc/rtr/ant/ayh)

Read more...

SHOLAT JUM'AT DILARANG DI XINJIANG (CHINA)

>> 10 Juli 2009

RI sesalkan kerusuhan di Xinjiang - Pemerintah Cina melarang warga Muslim yang tinggal di Urumqi, ibu kota Xinjiang, provinsi otonom Cina, menjalankan shalat Jumat. Masjid-masjid ditutup, dan Muslim Uighur, etnis mayoritas di provinsi itu, diminta menggelar shalat Jumat di rumah masing-masing.''Berdasarkan instruksi pihak berwenang, pelaksanaan shalat di masjid ditiadakan mulai hari ini. Siapa saja yang ingin menjalankan shalat, dipersilakan melakukannya di rumah,'' demikian pengumuman bertanggal 8 Juli 2009 yang tertera di papan pengumuman Masjid Guyuan, Urumqi.Alasan Partai Komunis, penguasa di Cina menutup masjid karena khawatir kerumunan massa, seperti shalat jamaah dan shalat Jumat, dapat kembali menyulut kerusuhaan.''Ini (masjid) tak akan dibuka. Partai Komunis tak akan mengizinkannya,'' kata seorang pria Uighur, bersama ratusan warga lainnya yang hendak menunaikan shalat Jumat di Masjid Raya Dong Kuruk Bridge, kemarin (10/7).

''Kami merasa dihina. Ini kan masjid kami. Tapi, kami tak dapat memasukinya,'' ujar seorang pemuda lainnya, memprotes. Ahmed Jan, warga yang tinggal di dekat Masjid Dong Kuruk, menyesalkan tak diizinkannya mereka shalat Jumat.''Bagi kami, ini mengganggu. Jika kami tak diziinkan menjalankan aktivitas agama secara normal, akan ada banyak kemarahan,'' katanya.Pelarangan shalat Jumat ini buntut dari aksi kerusuhan pada Ahad (5/7) lalu.

Menurut versi pemerintah, kerusuhan ini menewaskan 156 orang, lebih dari 1.000 orang terluka, dan sebanyak 1.434 orang ditangkap.Versi lain, menurut Wakil Presiden Uighur World Congress, Asgar Can, seperti dikutip dari World News Australia, korban tewas mencapai 600-800 orang.Rusuh massa itu berawal dari kemarahan etnis Uighur atas terbunuhnya dua pekerja pabrik mainan, 26 Juni silam. Ribuan warga dari etnis Uighur protes karena pemerintah dianggap tak tanggap atas terbunuhnya dua pekerja yang terlibat bentrok dengan etnis Han.Kemarin, pasukan keamanan dan kendaraan militer bersenjata lengkap, tampak ditempatkan di sejumlah masjid. Helikopter militer berkeliaran di udara. Sementara di Masjid Yang Han, orang-orang berkerumun membaca pengumuman pelarangan shalat Jumat tersebut.

Seorang perempuan Uighur mengatakan, mestinya masjid tetap dibuka. ''Tak perlu menutup masjid. Sebab, setiap orang yang masuk ke dalamnya adalah seorang Muslim. Pasti aman. Kami tak memiliki kekuatan apa pun,'' katanya, yang langsung ditarik suaminya ke belakang kerumunan.Tak jauh dari tempat itu, perempuan beretnis Han menyela seorang reporter media asing sebelum berbicara dengan dua perempuan Uighur yang berjilbab. ''Tentu masjid harus ditutup. Lihatlah kerusakan yang ada. Ini langkah patriotik demi kebaikan semua etnis.''Memeti Imam Damala, imam Masjid Liuddaowan, mengungkapkan, pengumuman larangan shalat itu diterima Kamis (9/7) malam. ''Anda mestinya tahu alasannya apa,'' katanya.Pengumuman larangan shalat Jumat, ditempel di semua masjid yang bertebaran di Urumqi.

Namun, sejumlah masjid tetap dapat menyelenggarakan shalat Jumat, setelah kerumunan massa bersitegang dengan polisi yang menjaga masjid.Salah satunya terjadi di Masjid White. Seratusan warga yang berkerumum di depan masjid itu berhasil memaksa seorang polisi beretnis Uighur membuka pintu masjid. ''Banyak orang berkerumun di depan masjid. Kami tidak ingin terjadi insiden,'' kata polisi itu yang enggan disebutkan namanya. Kaishar, seorang penjual mobil, menambahkan, ''Tak ada alasan menutup gerbang. Mereka bilang ini demi keamanan, tapi sebenarnya itu tak perlu. ''Namun, seusai shalat, sempat terjadi bentrok dengan polisi. Sejumlah orang digelandang polisi, dengan tangan di atas kepala. ''Lihat, bagaimana perlakuan mereka terhadap Uighur, layaknya seperti binatang saja,'' kata seorang wanita yang menyaksikan penangkapan itu.Kerusuhan sosial di Xinjiang itu, disesalkan Pemerintah Indonesia.

Namun, kata juru bicara Departemen Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah, Pemerintah Indonesia juga menyatakan bahwa upaya menciptakan ketertiban masyarakat sudah dilakukan oleh Pemerintah Cina.''Kita berharap upaya itu memang cepat dilakukan, sehingga tak terjadi masalah yang berkepanjangan di Xinjiang,'' kata Faizasyah.Pengamat Cina dari Baptist University, Hong Kong, Jean-Pierre Cabestan, mengatakan, kerusuhan di Xinjiang membuktikan klaim Pemerintah Cina bahwa kehidupan berjalan aman telah terbantahkan.''(Kerusuhan itu) menunjukkan bahwa Cina masih merupakan negara yang kasar, dengan tingkat kerawanan masyarakatnya yang serius,'' kata Cabestan. ap/reuters/fer/has

EKONOMI POLITIK UIGHUR

Wilayah Otonomi Uighur Xinjiang, mayoritas bergama Islam, memiliki kekayaan alam luar biasa mulai dari minyak, gas, dan batu bara. Pemerintah Komunis Cina menjadikan Xinjiang sebagai pusat strategi keamanan energi nasional.Kabinet Cina menerbitkan dokumen berjudul ''Proposals of the State Council on Promoting Economic and Social Development in Xinjiang" yang secara jelas mengungkapkan bahwa pada 2020, Xinjiang akan menjadi basis pengolahan dan produksi migas terbesar di Cina.

* Cadangan Minyak dan Gas- Wilayah Xinjiang menguasai 20 persen cadangan potensial minyak Cina. Cadangan minyak mencapai antara 20-40 miliar ton minyak mentah- Cadangan gas sedikitnya 12,4 triliun kaki kubik

* China National Petroleum Corp, perusahaan minyak milik negara terbesar, memiliki hak monopoli pengelolaan dan eksplorasi migas di Xinjiang.- Penemuan minyak yang besar di cekungan Sungai Tarim dan gurun Taklamakan telah menarik perhatian global.- Cina membangun pipa sepanjang 2.600 mil yang mengaliri migas ke sebagian besar kota besar seperti Sanghai hingga ke Beijing. Strategi Energi Cina- Mengurangi ketergantungan migas dari luar negeri- Menjadikan Xinjinag sebagai pusat penyimpanan dan cadangan nasional - Selain Xinjiang, Cina memiliki basis produksi minyak besar di : Heilongjiang, Shandong, Liaoning.
Penghasilan : 75 persen pajak dari Xinjiang masuk ke pemerintah pusat, padahal wilayah itu merupakan daerah otonomi.

* Ekonomi Cina sangat tergantung migas, dan negeri Tirai Bambu itu menjadi salah satu pemain utama global dalam perang energi dengan AS, Rusia, dan Uni Eropa.

* Cina rata-rata menghabiskan 65 miliar dolar AS per tahun untuk impor energi, kebanyakan dari Arab Saudi dan Iran.

* Pada 2008, Xinjiang memproduksi 27,4 juta ton minyak mentah atau melebihi produksi ladang-ladang di Shandong.

* Pada 2009, Xinjiang diharapkan mampu memproduksi minyak hingga 28 juta ton.

* Pertumbuhan GDP Xinjiang mencapai 10 persen per tahun

* Tiap tahun, setidaknya 500 ribu turis asing datang

* Lebih dari 13 juta pelancong domestik juga datang

* Memperoleh pendapatan dari pariwisata rata-rata 1,5 miliar dolar AS per tahunKondisi Xinjiang

* Meski berada di daerah emas hitam dengan kekayaan melimpah, namun Xinjiang sangat berbeda dengan provinsi-provinsi Cina lainnya. Tak ada industrialisasi di sana- Penduduk sebagian besar hidup dalam kemiskinan.

Sumber : Xinhua/Center for Energy and Global Development/China Daily/Reuters

Read more...

DI KOTA RIYADH, PEMUJA SETAN GUNAKAN AL-QUR'AN UNTUK RITUAL

>> 10 Juni 2009

RIYADH - Dari tindakan vandalisme kaum Satanis terhadap Al-Quran hingga kepada jurnalis yang mengkritisi mereka, Komisi Promosi Kebaikan dan Pencegahan Kejahatan atau yang dikenal sebagai Polisi Religius Arab Saudi merenggangkan ototnya dan mulai bertindak keras dan melakukan penyapuan serta menahan dan menuntut berbagai tindakan kriminal.

Hari Minggu kemarin, komisi tersebut menahan sekelompok Satanis yang meletakan Al-Quran di selokan dan tempat sampah dengan tujuan untuk mendapatkan berkat dari Iblis dan untuk meminta iblis memfasilitasi praktek mereka. Komisi tersebut terbentuk pada 1924 dan menurut Jendral Manajer dari Divisi Kasus, komisi tersebut sekarang sedang melatih petugasnya untuk melawan ilmu sihir. Mereka juga sedang merencanakan untuk melakukan koordinasi dengan institusi religius dan akademis. Latihan tersebut akan dimulai di Riyadh dan akan mulai disebar ke cabang-cabang komisi. Sampai saat ini, Komisi tersebut telah berhasil menangkap lebih dari 2.000 penyihir di berbagai bagian kerajaan. Penyihir-penyihir tersebut kebanyakan berasal dari Afrika.

Sementara itu, Abdul-Mohsen al-Qafary, kepala media dan public relation dari Komisi Promosi Kebaikan dan Pencegahan Kejahatan tersebut, menyampaikan pada pers bahwa komisi akan melakukan tuntutan pengadilan melawan beberapa penulis yang ngotot untuk mengkritik komisi.

Jurnalis sering mengkritik kebijakan Polisi Religius tersebut yang oleh mereka dianggap merusak hukum negara tersebut.

Menurut Qafary komisi menerima kritik yang membangun dan itu adalah hak pers untuk melakukannya, namun beberapa penulis telah memberikan kritik yang sudah melewati batas dan karena itu mereka pantas untuk dibawa ke pengadilan.

Menurutnya, mereka yang mencari-cari kesalahan demi untuk menjelek-jelekan komisi tanpa konfirmasi mengenai kebenarannya lebih lanjut sangat tidak bagus untuk masyarakat. Qafary juga menyangkal tuduhan bahwa Komisi telah mengancam untuk “menggali kuburan” untuk jurnalis yang tidak mau menghentikan kritik mereka.

Terkait dengan hubungan komisi dan anak-anak muda di Arab Saudi, Qafary mengatakan mereka harus melihat komisi dari sisi positif dari kegiatan yang dilakukan komisi dalam menyebarkan kebaikan. Qafary mengharapkan anak-anak muda Saudi dapat menghargai hal tersebut.

Pada tahun 2008 lalu, komisi menyatakan meningkatnya penangkapan pelaku kejahatan hingga 19% dari tahun sebelumnya. Namun, hanya 27% dari 434.000 orang yang ditangkap merupakan orang Saudi. Alasan-alasan penangkapan tersebut bermacam-macam namun kasus yang terbanyak adalah yang berhubungan dengan agama, kesopanan serta kepemilikan barang-barang berbau pornografi. Laporan tahunan menunjukan bahwa Mekkah menduduki posisi pertama dengan jumlah 114.844 penahanan, diikuti oleh Riyadh dengan 105.085.

Hal-hal yang dilakukan Polisi Religius Saudi yang biasanya bekerja dimana-mana sekitar kerajaan antara lain adalah untuk memastikan bahwa laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim agar tidak bersama, toko-toko tutup saat waktu sholat dan masyarakat tidak mengkonsumsi alkohol atau narkoba. (iw/aby/smedia)

Sumber : http://swaramuslim.com

Read more...

FENOMENA PENAMPAKAN HANTU

Assalamualaikum wr wb... Pak ustadz, di tempat saya bekerja sedang heboh adanya penampakan hantu yang cukup meresahkan, berbagai cara dilakukan rekan yang mengaku tahu dan bisa berhubungan dengan mahluk ghaib berusaha mengusir hantu tsb dgn berbagai cara dari membakar dupa sampai dengan cara yang paling aneh dan lucu yaitu mengencingi keliling area penampakan hantu tsb.

Pekerjaan kami adalah penjaga malam (Security) di sebuah instansi.

PERTANYAANNYA :

1. Apakah mahluk ghaib yang berjenis hantu itu benar adanya,sedangkan yang disebutkan dalam al-qur'an hanya jin dan setan.


2. Bisakah mereka menampakan diri dengan tujuan hanya untuk menakuti manusia?apa keuntungannya bagi mereka/hantu tsb.

3. Bagaimana cara yang paling efektif untuk mengusir hantu secara syari'ah islam

Syukran katsiran, wasalamualaikum wr wb.
Terimakasih - Habibie
____________________

JAWABAN :

Waalaikumussalam Wr. Wb.

Apakah Hantu Benar-benar Ada ?

Kata jin berasal dari janna. Segala sesuatu yang tersembunyi darimu didalam bahasa arab disebut dengan janna anka.

Ibnul Manzhur mengatakan bahwa dinamakan jin karena mereka tersembunyi dan tidak terlihat oleh mata. Dinamakan janin karena ia tersembunyi di perut ibunya. Orang-orang jahiliyah dahulu pun menamakan malaikat dengan jinn dikarenakan ia tersembunyi atau tidak terlihat oleh mata.

Firman Allah SWTt :

وَالْجَآنَّ خَلَقْنَاهُ مِن قَبْلُ مِن نَّارِ السَّمُومِ

Artinya : “Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” (QS. Al Hijr : 27)
Sedangkan setan adalah berasal dari kata syathona yang berarti jauh, artinya jauh dari kebaikan. Ada yang mengatakan bahwa syaithon adalah bentuk fa’laan dari syaatho, yasyithu yang berarti celaka dan terbakar, ini menurut mereka yang menganggap bahwa huruf nun di kata syathon adalah tambahan. Sedangkan menurut Zuhri bahwa makna yang pertama lebih dikenal.

Sementara itu secara umum setan berarti yang maksiat, enggan dan terpenuhi dengan keburukan serta kemunkaran atau yang membangkang sehingga ia berbuat maksiat.Dan segala sesuatu yang sewenang-wenang, membangkang baik dari golongan jin, manusia maupun binatang disebut setan. (Al Mausu’ah al Fiqhiyah juz II hal 2544).

Sementara itu Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa setan adalah manusia atau jin yang membangkang sedangkan seluruh jin adalah anak-anak iblis. (majmu’ al Fatawa juz VII hal 15).

Adapun kata hantu didalam bahasa Indonesia sering digunakan untuk menyebutkan sesuatu yang membangkang, jahat, menakutkan dan tersembunyi dari mata manusia atau ghaib. Sehingga kata hantu digunakan untuk kuntilanak, pocong, gondoruwo, tuyul dan lain-lain. Akan tetapi kata hantu tidak pernah digunakan untuk manusia yang membangkang, jahat atau menakutkan.

Dengan demikian hantu termasuk dalam kategori setan dari golongan jin, sebagaimana makna setan diatas.
Keberadaan jin dan setan ini telah diakui dan ditetapkan dengan Al Qur’an, hadits maupun ijma’ para ulama.

Bisakah Jin atau Setan Menampakkan Diri ?

Tentang permasalahan ini Allah SWT berfirman :

إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ تَرَوْنَهُمْ

Artinya : “Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.” (QS. Al A’raf : 27)

Tentang ayat ini, Imam al Qurthubi mengatakan bahwa makna qabiluhu adalah bala tentaranya. Mujahid mengatakan bahwa mereka adalah para jin dan setan-setan. Ibnu Zaid mengatakan bahwa makna qabiluhu adalah keturunannya.

Sebagian ulama mengatakan bahwa “dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka” adalah dalil bahwa jin tidak bisa dilihat. Ada yang mengatakan bahwa mereka bisa saja dilihat jika Allah swt ingin memperlihatkan mereka dengan menyingkap jasad-jasad mereka sehingga terlihat.

An Nahas mengatakan bahwa makna “dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka” menunjukkan bahwa jin tidak bisa dilihat kecuali pada masa Nabi sebagai bukti kenabiannya saw karena Allah azza wa jalla telah menciptakan mereka sebagai makhluk yang tidak bisa dilihat dan mereka bisa terlihat apabila mereka telah merubah bentuk rupanya. Dan itu merupakan bagian dari mu’jizat yang tidak ada kecuali pada masa para nabi.

Al Qusyairi mengatakan bahwa Allah swt telah menentukan bahwa anak-anak Adam (manusia) tidak dapat melihat setan-setan hari ini. Didalam sebuah riwayat disebutkan,”Sesungguhnya setan mengalir di tubuh anak-anak Adam pada aliran darahnya.”

Didalam beberapa hadits shahih disebutkan bahwa jin bisa dilihat. Bukhori meriwayatkan dari Abu Hurairoh berkata bahwa suatu ketika Rasulullah saw pernah menjadikan diriku sebagai penjaga zakat di bulan ramadhan—kisah ini cukup panjang—disebutkan didalamnya bahwa Abu Hurairoh menangkap jin yang mengambil korma dan Nabi saw bersabda kepadanya,”Apa yang dilakukan tawananmu semalam?” (Al Jami’ Li Ahkamil Qur’an jilid IV hal 163).

Hal itu ditegaskan oleh Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah yang mengatakan,”Didalam Al Qur’an disebutkan bahwa mereka (jin) mampu melihat manusia dari tempat yang manusia tidak bisa melihat mereka. Ini adalah kebenaran yang menunjukkan bahwa mereka bisa melihat manusia dalam suatu keadaan yang mereka tidak bisa dilihat oleh manusia. Dan mereka tidaklah bisa dilihat oleh seorang pun dari manusia pada suatu keadaan akan tetapi terkadang mereka bisa dilihat oleh orang-orang shaleh atau pun orang-orang yang tidak shaleh namun mereka semua tidaklah bisa melihat jin di setiap keadaan. (Majmu’ al Fatawa juz VII hal 15)

Cara Mengusir Hantu yang Sesuai Syari’ah :

Adapun cara-cara dibolehkan syariah untuk melindungi seseorang dari gangguan jin, setan, hantu maupun yang sejenisnya adalah :

1. Berlindung kepada Allah dari gangguan jin, setan, hantu dan sejenisnya, sebagaiamana firman Allah SWT :

وَإِمَّا يَنزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللّهِ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Artinya : “Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui. “ (QS. Al A’raf : 200)

2. Membaca al Muawwidzatain (surat Al-Falaq dan An-Nas).
Diriwayatkan oleh Tirmidzi dari hadits Abu Said al Khudriy berkata,”Rasulullah saw berlindung dari jin dan mata manusia hingga diturunkan al muawwidzatain. Dan tatkala turun kedua surat itu maka beliau saw menggunakan keduanya dan meninggalkan selain keduanya.”

3. Membaca Ayat Kursi.
Hadits Abu Hurairoh diatas tentang jin yang mencuri korma sehingga Rasulullah saw bersabda,”Aku ajari kamu beberapa kalimat yang dengannya Allah memberikan manfaat bagimu.” Abu Hurairoh menjawab,”Apa itu?” beliau bersabda,”Apabila engkau hendak berangkat ke tempat tidur maka bacalah “Allahu Laa Iaha Illa Huwal Hayyul Qoyyum” –ayat kursi—hingga selesai ayat itu. Maka engkau akan senantiasa berada dalam perlindungan Allah swt dan dirimu tidak didekati setan sampai pagi.

4. Membaca suart Al-Baqoroh.
Didalam hadits shahih yang diriwayatkan dari Abu Hurairoh bahwa Rasulullah saw bersabda,”Janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian kuburan. Sesungguhnya setan lari dari rumah yang dibacakan didalamnya surat al baqoroh.”

5. Penutup surat Al-Baqoroh.
Dari Abi Mas’ud al Anshari bahwasanya Rasulullah saw bersabda,”Baangsiapa yang membaca dua ayat terakhir dari surat al baqoroh pada malam hari dia terlindungi.”

6. Awal surat Ha-Miim surat Al-Mukmin (ghofir) hingga firman-Nya “Wa Ilaihil Mashir” bersama dengan ayat kursi.
Dari Abu Hurairoh bahwasanya Rasulullah saw bersabda,”Barangsiapa yang membaca hamiim surat al mukmin hingga firmannya “Wa Ilaihil Mashir” dan ayat kursi pada pagi hari maka dirinya dilindungi oleh keduanya hingga sore hari. Dan siapa yang membaca keduanya pada sore hari maka dirinya dilindungi oleh keduanya hingga pagi hari.”

7. “Laa Ilaha Illallah Wahdahu Laa Syariika Lahu, Lahul Mulku Wa Lahul Hamdu Wa Huwa ‘Ala Kulli Syai’in Qodir” ( 100 x ).
Dari Abu Hurairoh bahwasanya Rasulullah saw bersabda,”Siapa yang membaca “Laa Ilaha Illallah Wahdahu Laa Syariika Lahu, Lahul Mulku Wa Lahul Hamdu Wa Huwa ‘Ala Kulli Syai’in Qodir” seratus kali maka baginya sepuluh penjaga, dituliskan baginya seratus kebaikan, dihapuskan seratus kesalahannya, dibentengi dari setan pada hari itu hingga sore hari…”

8. Memperbanyak dzikrullah azza wa jalla.

9. Berwudhu.
Rasulullah saw besabda,”Sesungguhnya marah berasal dari setan. Sesungguhnya setan diciptakan dari api dan api dapat dipadamkan dengan air. Maka jika salah seorang dari kalian sedang marah hendaklah berwudhu.”

10. Menahan pandangan, pembicaraan, makan, bercampur dengan manusia.
Didalam musnad Ahmad bahwa Nabi saw bersabda,”Pandangan adalah salah satu panah beracun dari panah-panah iblis. Siapa yang meninggalkannya karena takut kepada-Ku maka akan digantikan buatnya keimanan yang dirasakannya manis didalam hatinya.” (Al Mausu’ah al Fiqhiyah juz II hal 5549 – 5553)

Wallahu A’lam Bissawab.

SUMBER : Konsultasi (http://www.eramuslim.com/)

Read more...

ISLAMOPHOBIA

Kebencian terhadap Islam memang tidak pernah berhenti hingga hari Kiamat. Selalu saja ada musuh-musuh Islam yang mencari celah untuk menyatakan permusuhan mereka. Salah satunya adalah dengan blog. Cara ini memang cukup efektif dan efesien. Efektif karena dengan cara ini penyebaran bisa tanpa batas. Dan efesien karena mereka membuat blog bisa gratisan.

SIAPA SAJA yang getol bermain di lapangan sebagai BLOG PENGHINA ISLAM ini ???

Memang, begitu banyak blog yang terus saja muncul dan berkeliaran di dunia maya Indonesia. Secara umum, blog-blog tersebut banyak dibuat di penyedia jasa blog gratisan, semisal wordpress, multiply, dan lain-lain.
Kebanyakan tersebarnya informasi tentang situs-situs yang menghina Islam dan Nabi Muhammad berasal dari sebuah forum diskusi. Misalnya, situs lapotuak.wordpress.com tersebarnya melalui forum Faith Freedom (
http://www.indonesia.faithfreedom.org/forum). Situs ini sekarang memang sudah ditutup. Tapi, situs asalnya http://www.faithfreedom.org yang di miliki oleh Ali Sina sampai sekarang masih bisa diakses.

Siapa Ali Sina? Aslinya dari Iran. Setelah murtad, orang ini menjadi atheis dan tinggal di Amerika. Di sana, ia dan timnya membuat yayasan yang bernama Faith Freedom Internasional. Ia bertekad untuk menghantam Islam lewat lembaga ini.

Di suatu situs komunitas terbesar di Indonesia, Kaskus (http://www.kaskus.us) bahkan dulu ada satu thread khusus untuk saling menghujat yang diistilahkan dengan nama FC (fight club). Orang-orang bisa berdebat, mencaci maki, menghina, mengejek suatu agama tanpa ada batas.

Bahkan ada 'orang gila' yang membuat thread yang berjudul “Tantangan 2 x 24 jam kepada Allah nya umat Islam”. Si 'orang gila' ini menantang Allah, kalau benar Allah itu wujud dia minta dalam waktu 2 x 24 jam dia sudah mati. Sayang, sebelum 2 x 24 jam thread itu sudah di hapus oleh admin. Mudah-mudahan orang gila tadi juga dibuat mati oleh Allah.

Selain Ali Sina, ada lagi Roy Sianipar. Melalui situsnya http://roysianipar-islamjihadfuckupindonesia.blogspot.com dan http://poorestislamijihadinindonesia.blogspot.com, ia selalu melontarkan hujatan-hujatan sangat kasar dan vulgar terhadap Nabi Muhammad dan Islam. Seperti halnya Ali Sina, orang ini pun belum diketahui keberadaannya. Ada blog yang menyebutkan bahwa si Roy ini tinggal di Australia, dan ia seorang gay.

Sebuah Blog Islam malah sudah memberikan ancaman terhadap Si Roy : "Mengharapkan partisipasi blogger muslim untuk menginformasikan keberadaan ROY SIANIPAR kepada mereka". Akan ada TINDAKAN KHUSUS secara Offline untuk Si Roy ini.

Bukan tidak mungkin, masih banyak makhluk-makhluk lain sejenis Si Roy ini yang hobinya menghujat dan menghina Islam dan Nabi Muhammad. Sangat dibutuhkan peran aktivis blogger dan hacker muslim untuk menghentikan tindakan-tindakan mereka yang melampui batas itu.(fq)

Sumber : http://www.eramuslim.com

Read more...

DUNIA YANG MENGELABUI & MENIPU DAYA

>> 19 Maret 2009

Kekeliruan utama masyarakat yang tidak mempedulikan pandangan Islam adalah menyangka dunia yang mereka sentuh dan lihat merupakan suatu hal yang agung dan mutlak pada keberadaan duniawi. Mereka menganggap semua itu “abadi dan tidak pernah berakhir”. Mereka memuja semua itu dan mencari pertolongan dengannya. Akibatnya, mereka sedikit demi sedikit melupakan Allah dan bahkan mengingkari keberadaan-Nya. Persangkaan mereka terhadap keberadaan Allah adalah “tidak nyata dan merupakan khayalan semata” dibandingkan dengan hal-hal yang bersifat duniawi. Itulah cara berpikir yang salah dari orang-orang yang ingkar. Hal yang mutlak bukanlah benda-benda duniawi, melainkan Allah. Al-Qur`an menjelaskan,

“(Kuasa Allah) yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) Yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain Allah, itulah yang batil, dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Mahatinggi lagi Mahabesar.” (al-Hajj: 62)

Sebenarnya, keberadaan benda-benda duniawi hanya ada setelah diciptakan oleh Allah. Keberadaannya menurut kehendak dan perintah-Nya. Dengan demikian, kemutlakan benda-benda patut dipertanyakan. Benda hanya ada sebagai hasil dari perintah Allah. Allah menjelaskan kenyataan ini,

“Sesungguhnya, Allah menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap; dan sungguh jika keduanya akan lenyap tidak ada seorang pun yang dapat menahan keduanya selain Allah. Sesungguhnya, Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (Faathir: 41)

Ini menunjukkan bahwa dunia beserta isinya tetap ada karena dipertahankan oleh Allah dan jika Dia menghendaki, semua itu akan lenyap. Hal itu berarti alam ini dibuat dengan hal-hal yang mengelabui, yang akan hilang bila diperintahkan. Kehendak Allah yang tanpa batas ini di luar pemahaman manusia, tetapi “mimpi” adalah cara untuk menjelaskan penciptaan ini. Sebagai contoh, ketika seseorang terbangun dari mimpi, alam yang ada dalam mimpinya hanyalah pikirannya semata selama tidur. Ketika pikirannya menghentikan “bentukan” alam tersebut, seketika ia lenyap dan tidak ada lagi. Sesungguhnya, tidak ada benda atau manusia bebas.

Seorang ulama yang terkenal, Imam Rabbani, menceritakan kebenaran yang haq ini (narasi ini diringkas dan ditulis ulang dalam penerjemahan).

“Allah telah memutuskan penjelmaan setiap nama-nama-Nya (Yang Mahaadil, Maha Pengasih, dan lain-lain) dan memberikan sifat-sifat-Nya kepada yang diciptakan, dan manusia diciptakan semata-mata bukanlah apa-apa. Yang Maha Esa dan hanya Allahlah dengan kekuatan-Nya memutuskan tempat realisasi nama-nama-Nya dan menciptakan mereka dalam dunia ilusi (khayalan). Dia menentukan ini pada waktu dan bentuk yang ia inginkan.

Keberadaan alam ini hanyalah ilusi dan sensasi tanpa pengecualian. Dalam hal ini, yang bukan apa-apa dan ilusi tersebut mendapatkan kekuatan dan suara dari penciptaan Allah sehingga ciptaan itu menjadi hidup, mengenal, berbuat, bertanya, mendengar, dan berbicara dengan kehendak-Nya. Akan tetapi, semuanya merupakan penjelmaan dan yang ada hanyalah bayang-bayang. Tiada jalan untuk keluar. Di luar dunia, tiada sesuatu melainkan ciptaan Allah dan nama-nama-Nya.

Setiap sesuatu yang muncul dalam cermin (bayangan) Yang Mahakuasa dan pada jalan ini, mereka mendapatkan penampilan luar: mereka terlibat seperti eksitensi di dunia luar. Akan tetapi, tidak ada yang lain selain bayangan. Tiada seseorang dan sesuatu pun melainkan Allah.” (Maktubati Rabbani, Imam Rabbani, hlm. 517-519)

Karena tidak ada yang lain selain Allah dan segala sesuatu di alam ini merupakan penjelmaan-Nya, maka pencipta semua perbuatan tak lain adalah Yang Mahakuasa. Al-Qur`an menjelaskan rahasia ini pada sejumlah ayat,

“Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allahlah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya, Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (al-Anfaal: 17)

“Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya, Allah adalah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.” (al-Insaan: 30)

“Dan ketika Allah menampakkan mereka kepada kamu sekalian, ketika kamu berjumpa dengan mereka berjumlah sedikit pada penglihatan matamu dan kamu ditampakkan-Nya berjumlah sedikit pada penglihatan mata mereka, karena Allah hendak melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan. Dan hanya kepada Allahlah dikembalikan segala urusan.” (al-Anfaal: 44)

Dunia memiliki wajahnya sendiri seperti yang telah dibuktikan. Dalam hal ini, segala sesuatu tampak bebas dan tidak terkendali. Akan tetapi, sesuai bentuknya menurut penciptaan mereka, semuanya patuh dan tunduk pada kehendak Allah. Dijelaskan dalam Al-Qur`an,

“Sesungguhnya, aku bertawakal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada suatu binatang melata pun melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya, Tuhanku di atas jalan yang lurus.” (Huud: 56)

Dengan mengetahui tidak ada sesuatu melainkan Allah, terbukalah rahasia bahwa tidak ada seorang pun melakukan sesuatu atas kehendak dirinya sendiri. Rahasia ini harus selalu diingat oleh orang beriman, sehingga orang beriman mengetahui bahwa terjadinya semua perbuatan buruk orang-orang ingkar itu atas kehendak Allah. Karena itu, orang-orang beriman menerjemahkan dan mengevaluasi semua kejadian menurut pengertian yang ada. Hal ini akan membantu mereka berbuat yang benar dan bertindak dengan ikhlas, baik, dan bijaksana.

Mereka menjawab, ‘Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.” (al-Baqarah: 32)

Read more...

DAPAT DIPERCAYA

Al-Qur`an menggambarkan sifat amanah sebagai salah satu prinsip moral dan jalan menuju kesuksesan. Orang-orang beriman harus menjaga amanat yang dipercayakan kepadanya sampai amanat tersebut dikembalikan. Selain itu, mereka pun harus dapat membedakan siapa yang mengamanatkan dan siapa yang berhak atas amanat tersebut. Dalam hal ini, Al-Qur`an menjelaskan,

“Sesungguhnya, Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya, Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya, Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (an-Nisaa`: 58).

Pada ayat lain dijelaskan : “(Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya dan bertaqwa, maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaqwa.” (Ali Imran: 76)

Amanat bisa berupa uang, tugas, atau hal lain. Orang beriman harus dapat menjadi dan membedakan orang-orang yang dapat dipercaya.

Read more...

JANGAN MEMANGGIL ORANG-ORANG BERIMAN DENGAN SEBUTAN-SEBUTAN YANG BURUK

Menjadi kebiasaan bagi orang yang ingkar memanggil orang lain dengan panggilan yang buruk. Maksud sebenarnya dari kebiasaan itu tidak lain adalah untuk merendahkan orang lain dan “membuktikan” kehebatan dirinya sendiri. Panggilan buruk tersebut bisa diambil dari kekurangan fisik ataupun kesalahan di masa lampau. Orang-orang yang ingkar tidak akan melupakan kesalahan orang lain meski ia sudah bertobat.

Akan tetapi, orang beriman berbeda dari mereka. Mereka selalu memaafkan dan menjaga persaudaraan di antara mereka. Itulah sebabnya, mereka tidak berbuat seperti itu. Lagi pula Allah telah memerintahkan, “... Janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk....” (al-Hujuraat: 11)

Read more...

JANGAN MENGOLOK-OLOK

Ayat berikut secara jelas memberitahukan kepada orang-orang beriman agar jangan saling mengolok-olok.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) bisa jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) bisa jadi wanita-wanita (yang diperolok-olok) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (al-Hujuraat: 11)

Allah menyuruh manusia menahan diri dari mengolok-olok. Mengolok-olok dapat berupa menertawai kemalangan orang lain, tersenyum sinis, menyindir, atau memandang rendah. Sikap-sikap seperti itu merupakan budaya orang-orang jahil dan tidak sesuai dengan orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Al-Qur`an memperingatkan kita bahwa orang yang memperturutkan sikap yang demikian akan menderita karena api neraka akan merambat sampai membakar hati mereka.

“Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya, dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya. Sekali-kali tidak! Sesungguhnya, dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah. Dan tahukah kamu apa Huthamah itu? (Yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan, yang (membakar) sampai ke hati. Sesungguhnya, api itu ditutup rapat atas mereka, (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang.” (al-Humazah: 1-9)

Tidaklah mungkin bagi orang-orang beriman berperilaku sinis setelah mengetahui kehendak Allah ini. Karena itu, tidak ada orang beriman yang dengan sengaja bersikap seperti itu. Akan tetapi, jikalau ada orang beriman yang tergelincir pada sikap demikian, hal itu disebabkan karena ketidaksadarannya berlaku salah dan menganggapnya sebagai lelucon. Akan tetapi, begitu ia menyadari kesalahannya, ia harus segera berhenti dan bertobat.

Read more...

JANGAN BERDEBAT TENTANG HAL-HAL YANG TIDAK KITA KETAHUI

Di dalam Al-Qur`an, manusia digolongkan sebagai makhluk “yang paling banyak membantah” (al-Kahfi: 54). Pada ayat yang lain, kritikan ini diberikan bagi orang-orang yang ingkar,

“Dan tatkala putra Maryam (Isa) dijadikan perumpamaan tiba-tiba kaummu (Quraisy) bersorak karenanya. Dan mereka berkata, ‘Manakah yang lebih baik tuhan-tuhan kami atau dia (Isa)?’ Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja, sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar.” (az-Zukhruf: 57-58)

Alasan bagi kecenderungan mendebat sesuatu tidaklah untuk mengungkapkan atau mengevaluasi pendapat yang berbeda, tetapi untuk memuaskan diri dalam memicu perselisihan. Argumen orang-orang yang jahil bukan mengevaluasi pandangan orang lain atau mencari solusi. Tujuannya tak lain adalah mengalahkan orang itu. Inilah yang menjelaskan mengapa ada suara keras dan tarik urat selama berargumen, dan mengubah diskusi menjadi pertengkaran.

Hal itu benar-benar aneh, mendebat sesuatu dengan tidak disertai ilmu. Contoh yang paling nyata terlihat pada diskusi antar pemeluk agama, di mana para argumentator pada umumnya sangat jahil. Kesalahan tersebut dijelaskan pada ayat,

“Beginilah kamu, kamu ini (sewajarnya) bantah-membantah tentang hal yang kamu ketahui, maka mengapa kamu bantah-membantah tentang hal yang tidak kamu ketahui? Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” (Ali Imran: 66)

Read more...

BERPALING DARI ORANG-ORANG JAHIL

Di dalam Al-Qur`an, orang-orang beriman digambarkan sebagai berikut :

“Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.” (al-Furqaan: 63)

“Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling darinya dan mereka berkata, ‘Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu, kesejahteraan atas dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang jahil.’” (al-Qashash: 55)

Orang-orang beriman memiliki pembawaan damai. Sebaliknya, orang-orang yang ingkar memiliki sifat pemarah, gelisah, dan agresif. Hal itu merupakan siksa neraka yang ditimpakan di dunia. Itulah sebabnya, mereka menjadi pembuat masalah dan terus-menerus menghadapi kesulitan. Akan tetapi, orang beriman tidak mempedulikan mereka kecuali jika mereka bermaksud membahayakan orang-orang beriman dan Islam. Orang beriman bertindak mulia, seperti yang digambarkan ayat di atas. Ketika terjadi campur tangan, mereka tidak berlaku kasar, namun tetap beradab dan patuh pada hukum.

Read more...

RENDAH HATI

Anggota dari kelompok orang-orang yang ingkar biasanya bersifat kasar, tidak peduli, dan buruk akhlaknya. Semua ini disebabkan keegoisan orang-orang yang ingkar. Mereka menyangka dapat hidup sendiri sehingga tidak memerlukan yang lainnya. Akan tetapi, kelompok orang beriman sangat berbeda dengan orang-orang tersebut karena salah satu karakter orang beriman ialah menahan nafsu serakah.

Mereka yang dapat menahan nafsu akan menjadi orang yang penuh perhatian terhadap sesama. Al-Qur`an memberitakan jenis pengorbanan antara orang-orang Mekah yang hijrah bersama Rasulullah saw. (Muhajirin) dan orang-orang Madinah yang menolong mereka (Anshar),

“Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (al-Hasyr: 9)

Seperti yang disebutkan dalam ayat tersebut, orang-orang beriman harus mendahulukan kepentingan saudaranya di atas kepentingan pribadi. Itulah sebenar-benarnya iman: kepatuhan dan persaudaraan.

Mendahulukan kepentingan saudaranya tidak terbatas dalam berhubungan dengan hal-hal fisik saja. Ukhuwah juga tidak terpisah dari pemikiran. Seseorang yang beriman harus menyadari kebutuhan dan masalah saudaranya lebih dari dirinya sendiri.

Sikap kasar dan berakhlak buruk menunjukkan kelemahan iman seseorang. Seseorang yang tidak menyadari betapa tindakannya akan memengaruhi orang lain dan berbuat menurut apa yang “dikehendaki” saja, bukanlah contoh orang beriman yang digambarkan Allah. Al-Qur`an menitikberatkan hal ini dengan beberapa contoh tindakan yang berakhlak mulia maupun yang buruk. Dan yang terpenting adalah dengan memuliakan dan menghormati Rasululah saw.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya, Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (al-Hujuraat: 1)

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya, yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini istri-istrinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya, perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah.” (al-Ahzab: 53)

Orang yang dibesarkan dengan ajaran Al-Qur`an akan menjadi mulia, sopan, santun, dan berakhlak mulia. Inilah sifat alami orang beriman yang mendahului kepentingan saudaranya di atas kepentingan pribadi dan yang memberi makan orang-orang fakir, anak yatim, dan para tahanan karena cinta kepada Allah. Berakhlak mulia menjadi sifat penghuni surga. Tidak mengganggu saudaranya ketika mempunyai urusan penting, berdiam diri ketika temannya sedang shalat, membuat saudaranya merasa aman, menawarkan bantuan dan melayani mereka tanpa bertanya merupakan contoh perbuatan baik. Akan tetapi, semua itu merupakan contoh yang menuntut perubahan situasi dan kondisi.

Read more...

BERLINDUNG KEPADA ALLAH DARI GODAAN SYETAN KETIKA MEMBACA AL-QUR'AN

Al-Qur`an adalah wahyu Allah yang diturunkan untuk mengingatkan manusia. Ketika Al-Qur’an membantu meningkatkan keimanan orang-orang beriman, pada saat yang sama Al-Qur`an mengungkapkan penolakan orang-orang yang ingkar.

“Dialah yang menurunkan Al-Kitab (Al-Qur`an) kepada kamu. Di antara (isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamaat itulah pokok-pokok isi Al-Qur`an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata, ‘Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami.’ Dan tidak dapat mengambil pelajaran (darinya) melainkan orang-orang yang berakal.” (Ali Imran: 7)

Hal itu berarti dalam beberapa ayat Al-Qur`an terdapat ungkapan tentang penyimpangan “orang-orang yang hatinya condong kepada kesesatan” dan juga peningkatan keimanan dan kepasrahan kaum mukminin.

Haruslah dicatat bahwa tidak ada seorang pun yang dapat menjamin bahwa dirinya akan dapat terus memelihara keimanannya. Kaum mukminin bisa kehilangan Al-Qur`an dalam hatinya akibat godaan setan. Biasanya, mereka tidak dapat menangkap hikmah Al-Qur`an sewaktu membacanya ketika berada di bawah pengaruh setan. Itulah sebabnya mengapa Allah memerintahkan orang beriman agar berlindung kepada-Nya dari pengaruh setan sebelum membaca Al-Qur`an, “Apabila kamu membaca Al-Qur`an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.” (an-Nahl: 98)

Perintah ini sangat penting karena mengingatkan orang beriman akan kehadiran dan aktivitas setan yang tiada henti. Dalam bekerja, setan menunggu orang-orang yang berada di jalan yang lurus serta mengganggu mereka “dari depan dan belakang, dari kanan dan kiri”. Strategi iblis tersebut dijelaskan dalam beberapa ayat Al-Qur`an. Keselamatan dari tipu daya iblis dapat diraih hanya melalui Al-Qur`an, yang memperingatkan kita agar melawan trik-trik iblis dan meminta kita agar menghindari mereka. Jalan keluarnya adalah dengan menerima Al-Qur`an sebagai satu-satunya panduan dan membacanya setelah berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk.

Read more...

TIDAK BERSELISIH DIANTARA ORANG-ORANG BERIMAN

Salah satu rahasia keberhasilan orang-orang beriman adalah eratnya tali ukhuwah dan solidaritas. Al-Qur`an menekankan pentingnya persatuan, “Sesungguhnya, Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (ash-Shaff: 4)
Perkataan atau perbuatan yang merusak eratnya ukhuwah akan menjadi musuh dan melawan agamanya sendiri. Dalam Al-Qur`an, Allah memperingatkan kaum muslimin agar waspada terhadap ancaman ini,

“Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya, Allah beserta orang-orang yang sabar.” (al-Anfaal: 46)

Selanjutnya, orang yang beriman dengan tulus harus berhati-hati agar tidak bertengkar, menjauhi kata-kata atau sikap yang dapat melukai perasaan saudaranya. Selanjutnya, ia harus berlaku sedemikian rupa untuk menghindari pertengkaran serta menambah kepercayaan di antara mereka. Di dalam Al-Qur`an, kita dapatkan perintah yang jelas,

“Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya, setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya, setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.” (al-Israa`: 53)

Jika orang yang beriman berbeda pendapat dengan saudaranya pada suatu masalah, ia harus bertingkah laku dan berkata dengan sopan dan lembut. Dalam mengeluarkan pendapat, ia harus memperlihatkan asas “musyawarah” dan tidak “berdebat”. Jika ada pertikaian di antara dua orang beriman, yang harus dilakukan adalah mengacu pada ayat,

“Sesungguhnya, orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.” (al-Hujuraat: 10)

Harus dicatat bahwa perdebatan kecil akan berpengaruh negatif pada jalan dakwah.

Read more...

MENGATAKAN SESUATU YANG TIDAK DIKERJAKAN

Orang-orang beriman harus memenuhi janji mereka, seperti yang diperintahkan dalam Al-Qur`an, “… sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungjawabannya.” (al-Israa`: 34)

Menjadi orang yang jujur merupakan salah satu sifat yang penting bagi kaum mukminin. Para rasul Allah membuktikan kebenaran mereka kepada kaumnya dan dikenal sebagai orang yang jujur dan dapat dipercaya. Memenuhi semua janji menjadi bagian penting dalam sifat jujur ini. Orang beriman harus menjaga janji mereka dan tidak pernah berjanji pada hal-hal yang tidak dapat mereka penuhi. Hal ini dikatakan dalam Al-Qur`an,

“Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan.” (ash-Shaff: 2-3)

Read more...

MENULIS PERJANJIAN

Pada dasarnya, manusia itu “pelupa”. Inilah sebabnya, Allah memerintahkan kepada orang beriman untuk menulis perjanjian di antara mereka dengan dihadiri para saksi,

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikit pun dari utangnya. Jika yang berutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki di antaramu. Jika tak ada dua orang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka seorang lagi mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis utang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu lebih adil di sisi Allah dan lebih dapat menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah muamalahmu itu), kecuali jika muamalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit-menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertaqwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (al-Baqarah: 282)

Dalam ayat yang lain, diingatkan bahwa lebih baik membebaskan utang :

“Dan jika (orang berutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (al-Baqarah: 280)

Read more...

PARA MALAIKAT MENJADI SAKSI

Orang-orang menyangka bahwa mereka “sendirian” bila mereka tidak terlihat oleh yang lain, namun hal ini tidak benar. Pertama, karena Allah selalu bersama kita dan melihat serta mendengar setiap perbuatan ataupun perkataan kita. Kedua, ada para saksi yang tidak terlihat di sisi kita yang tidak pernah meninggalkan kita. Mereka adalah para malaikat yang bertugas mengawasi kita, yang mencatat setiap perbuatan. Al-Qur`an memberi tahu kita tentang hal ini,

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (Qaaf: 16-18)

Apa yang dicatat para malaikat tersebut akan ditunjukkan pada hari perhitungan, ketika manusia akan ditanyai tentang perbuatan mereka di dunia. Al-Qur`an menjelaskan apa yang akan terjadi pada hari tersebut,

“Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. Adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakang, maka dia akan berteriak, ‘Celakalah aku.’ Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). Sesungguhnya, dia dahulu (di dunia) bergembira di kalangan kaumnya (yang sama-sama kafir). Sesungguhnya, dia yakin bahwa dia sekali-kali tidak akan kembali (kepada Tuhannya). (Bukan demikian), yang benar, sesungguhnya Tuhannya selalu melihatnya.” (al-Insyiqaaq: 7-15)

Read more...

MENJADI ORANG YANG MODERAT

Menjadi moderat membutuhkan sikap yang berada dalam batasan Al-Qur`an, yaitu mengerjakan perintah agama dan menjauhi larangannya. Hal ini membutuhkan pandangan yang seimbang. Ketika orang beriman terlibat dengan masyarakat keduniawian, ia tidak meniru perbuatan masyarakat tersebut. Orang beriman harus selalu mematuhi apa yang tertulis dalam Al-Qur`an, tetap konsisten dalam setiap pendekatan.

Hal ini bukanlah sesuatu yang hanya dilakukan ketika orang beriman berada di luar lingkungannya sendiri, melainkan berlaku sama ketika ia berada di tengah-tengah kaumnya. Juga ketika berada dalam situasi di saat harus memperlihatkan kesopanan,

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu sedangkan kamu tidak menyadari.” (al-Hujuraat: 2)

Lagi pula, risiko dari berbuat tidak seimbang bisa muncul dalam melakukan sesuatu yang tampaknya wajar. Hal ini disebabkan tidak semua sikap sesuai dengan setiap situasi. Cara berbicara atau bertingkah laku terkadang menjadi “tidak sesuai” atau “tidak tepat” meski tidak dilarang. Itulah sebabnya, orang beriman dilarang berlidah tajam atau menurutkan perilaku ekstrem. Ia harus membangun kepribadiannya sehingga tidak menjadi salah tingkah ataupun terlalu senang dan tidak pernah kehilangan kendali atau berlaku kasar. Al-Qur`an menjelaskan tentang perilaku yang tidak disukai ini,

“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya, yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berdukacita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (al-Hadiid: 22-23)

Read more...

MENJAUHI PEMBICARAAN YANG SIA-SIA

Orang-orang beriman tidak tertarik pada pembicaraan dan hal yang sia-sia serta tidak berguna. Mereka tidak merasakan kepuasan pada hal-hal tersebut karena yang demikian itu tidak bernilai. Mereka terlibat dalam urusan dunia hanya jika ada keuntungan yang menambah kedekatan kepada Allah. Inilah sebabnya, orang-orang beriman digambarkan sebagai, “orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna.” (al-Mu`minuun: 3)

Ayat di atas menekankan bahwa ketika seorang mukmin bersentuhan dengan perbuatan atau perkataan yang sia-sia, ia harus menghindar dan melakukan hal yang berguna bagi misi ketuhanan. Inilah sikap yang tepat dalam rangka menyenangkan Allah. Untuk itu, orang-orang yang beriman harus selalu waspada dan mengetahui apa yang mereka kerjakan. Tidaklah tepat bagi orang yang beriman berbantah-bantahan dengan orang yang bodoh dan pendek akal kecuali ada hal yang dapat diraih dalam rangka berdakwah.

Al-Qur`an menjelaskan sikap yang ideal :

“Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling darinya dan mereka berkata, ‘Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu, kesejahteraan atas dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang jahil.’” (al-Qashash: 55).

“Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.” (al-Furqaan: 72)

Ketika orang beriman telah menyelesaikan tugas, ia harus melanjutkan dengan pekerjaan berguna lainnya. Dijelaskan dalam ayat, “Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” (al-Insyirah: 7-8)

Read more...

MEMBACA WAHYU ALLAH

Tertulis dalam surah al-Muzzammil: 7 bahwa sesungguhnya pada siang hari orang-orang beriman mempunyai urusan yang banyak. Tentu saja kesibukan-kesibukan itu untuk kepentingan agama walaupun kesibukan-kesibukan tersebut membuat orang-orang beriman terlibat dengan masyarakat yang mementingkan dunia.

Di tengah urusan-urusan dunia pun orang-orang beriman menjaga keimanan kepada Allah dan tidak pernah kehilangan pandangan spiritual.

“Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.” (an-Nuur: 37)

Hal terpenting dalam kebajikan ini adalah menjaga hubungan dengan Allah. Di dalam Al-Qur`an, hal ini ditekankan pada ayat, “Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan hikmah (Sunnah Nabimu). Sesungguhnya, Allah adalah Mahalembut lagi Maha Mengetahui.” (al-Ahzab: 34)

Selama orang-orang beriman menjaga Al-Qur`an dalam hatinya, mereka dapat mengamalkan ajaran Al-Qur`an dalam kehidupan sehari-hari, selanjutnya akan merasa lebih dekat kepada Allah.

Read more...

MENGINGAT ALLAH DALAM SETIAP KESULITAN

Tujuan hidup orang-orang beriman adalah beribadah kepada Allah. Salah satu cara beribadah adalah menyampaikan ajaran Allah di mana pun dan berjuang melawan pasukan iblis. Perjuangan ini biasanya sangat berat dan keras karena setiap saat “pasukan iblis” mempunyai peralatan yang lebih baik.
Orang-orang beriman tidak terpengaruh oleh hal ini karena mereka menyadari adanya sebab akibat di dunia. Realita ini mengabarkan bahwa kemenangan tidak berhubungan dengan jumlah yang banyak atau kekuatan yang dahsyat, tetapi atas perintah dan kehendak Allah. Ajaran agama yang benar memberikan penghargaannya berupa kemenangan iman, “Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” (al-Baqarah: 249) Keimanan yang murnilah yang menunjukkan kemenangan. Kebenaran yang pelik ini, yang tidak dipahami orang-orang ingkar, dijelaskan dalam ayat,

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.” (al-Anfaal: 45)

Read more...

BERTASBIHLAH MEMUJI ALLAH

Semua topik keimanan yang kita bahas hingga kini membutuhkan kepasrahan diri kepada Allah, dalam hidup dan berjuang karena-Nya. Pengabdian ini tidak dapat kita capai kecuali memiliki kedekatan dengan Allah dan jalan untuk khusyuk, melalui “mengingat dan kembali kepada-Nya”. Orang-orang beriman itu seperti yang diperintahkan dalam Al-Qur`an, “Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” (al-Ahzab: 42) Inilah yang akan menjadikan orang yang beriman menjadi “hamba Allah” seperti layaknya Nabi Ibrahim a.s..

Orang-orang beriman harus bersyukur kepada Allah atas karunia yang diberikan-Nya dan memohon ampunan Allah atas perbuatan zalim diri mereka. Selanjutnya, mereka harus meminta kepada Allah untuk semua yang mereka butuhkan serta memuji-Nya siang dan malam.

“Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” (al-A’raaf: 205)

Dalam ayat lain, “… Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain)….” (al-‘Ankabuut: 45) Tanpa menghadirkan Allah, semua shalat akan kehilangan nilainya. JIka shalat ini tidak ditujukan untuk mengingat Allah dan mencari ridha-Nya, mereka tidak mendapatkan upah. Ketika Al-Qur`an memberitahukan sifat-sifat para nabi, ditekankan betapa mereka selalu taat kepada Alah. Dalam ayat ke-30 surah Shaad, Allah berfirman, “Dan Kami karuniakan kepada Daud, Sulaiman, dia adalah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya, dia amat taat (kepada Tuhannya).” Kepada Ayyub, a.s. Allah berkata, “… Sesungguhnya, Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya, dia amat taat (kepada Tuhannya).” (Shaad: 44)

Read more...

ISLAM IS A WAY OF LIFE

ISLAM IS A WAY OF LIFE
ALLAH SANG MAHA ESA & MAHA BERKUASA
Jadwal Waktu Sholat (6 Juta Kota)

BIMBINGAN SHOLAT WAJIB ( Klik Gambar untuk Mulai )

Hanya Allah SWT yang Maha Berkuasa atas Dunia dan Akhirat

Hanya Allah SWT yang Maha Berkuasa atas Dunia dan Akhirat

Kami Mencintai Allah SWT dan Muhammad SAW

Kami Mencintai Allah SWT dan Muhammad SAW

Nabi yang Paling Kami Cintai adalah Muhammad SAW

Nabi yang Paling Kami Cintai adalah Muhammad SAW

  © Free Blogger Templates Joy by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP