MISTERI DIBALIK "HOLOCAUST" YAHUDI
>> 07 Desember 2014
EROPAH Anti-Semit, atau sikap anti-Yahudi tengah menimpa bangsa Yahudi.
Secara serentak, masyarakat dunia menyatakan penolakan terhadap bangsa yang
satu ini. Krisis ekonomi global turut pula mepengaruhi, bahkan Yahudi dituding sebagai
penyebab semua kekacauan yang ada sekarang ini. Dari segala hujatan dan penolakan itu, Yahudi kembali menggunakan lagu lama
untuk membela dirinya; Holocaust.
Apa itu HOLOCAUST ?
Holocaust adalah peristiwa pemusnahan hampir seluruh Yahudi Eropa oleh Nazi
Jerman dan kelompoknya selama Perang Dunia II. Orang Yahudi sering menyebut
peristiwa ini sebagai Shoah, istilah Ibrani yang berarti malapetaka atau
bencana hebat. Holocaust sendiri berasal dari bahasa Yunani, holo yang artinya
seluruh, dan caustos yang berarti terbakar.Secara asal, holocaust artinya adalah persembahan api atau pengorbanan
religius dengan pembakaran. Konon, Nazi Jerman dipercaya telah memusnahkan
sekitar 5,6 sampai 5,9 juta orang Yahudi, setidaknya angka inilah yang selalu
didengung-dengungkan dan dikampanyekan oleh Yahudi. Holocaust tidak lepas dari kebencian Jerman kepada Yahudi. Perang Dunia I
(PD I) menyisakan Jerman sebagai pecundang, dan Jerman tanpa tedeng aling-aling
menyebut Yahudi sebagai pengkhianat yang membuat negara Bavarian itu hancur.
Hal itu diperkuat dengan kejadian pada akhir PD I, sekelompok Yahudi
mengobarkan revolusi ala Bolshevik Soviet di negara bagian Jerman, Bavaria. Kontan, Yahudi dianggap sebagai bangsa yang berbahaya. Ketika Nazi naik
panggung politik, kebijakan yang menekan Yahudi pun diterapkan. Hak-hak Yahudi
dicabut, harta benda mereka disita, rencana untuk mengusir mereka keluar Jerman
dirancang, sampai, konon, pemusnahan fisik yang berarti pembantaian.
Musim semi 1941, Nazi mulai membantai Yahudi di Uni Soviet yang dianggap
sebagai sumber hidup Bolshevisme. Orang Yahudi disuruh menggali lubang kubur mereka sendiri, kemudian ditembak
mati. Musim gugur tahun yang sama, Nazi meluaskan pembantaian ke Polandia dan
Serbia. Kamp pembantaian untuk Yahudi mulai dibangun di Auschwitz, Dachau,
Bergen-Belsen. Kamp itu dilengkapi kamar gas dan tungku besar. Mereka
menggunakan kamar gas untuk membunuh orang Yahudi. Beberapa orang Yahudi
dimasukkan ke dalam kamar gas, kemudian gas Zyklon-B, sebuah gas pestisida
berbahan dasar asam hidrosianik, dialirkan.
Tapi apa memang seperti itu? Pada 1964, Paul Rassinier, korban holocaust
yang selamat, menerbitkan The Drama of European Jews yang mempertanyakan apa
yang diyakini dari Holocaust selama ini. Dalam bukunya, ia mengklaim bahwa
sebenarnya tak ada kebijakan pemusnahan massal oleh Nazi terhadap Yahudi, tak
ada kamar gas, dan jumlah korban tidak sebesar itu.
Arthur Butz menulis The Hoax of the 20th Century: The case against the
presumed extermination of European Jewry pada 1976. Ia mengklaim bahwa gas
Zyklon-B tidak digunakan untuk membunuh orang tapi untuk proses penghilangan
bakteri pada pakaian.
Winston Churchill menulis 6 jilid karya monumentalnya, The Second World
War, tanpa menyebut tentang program Nazi untuk membantai orang Yahudi.
Eisenhower menulir memoarnya, Crusade in Europe, juga tak menyebut
tentang kamar gas.
Mengenai kematian massal di Auschwitz, Robert Faurisson, profesor literatur
di University of Lyons 2 mengklaim tipus-lah yang membunuh para tawanan itu,
sama sekali bukan kamar gas. Seorang ahli konstruksi dan instalasi alat
eksekusi dari AS, Fred Leuchter, pergi ke Auschwitz dan mengadakan penyelidikan
serta tes di tempat itu.
Kesimpulannya adalah kamar gas di Auschwitz tidak mungkin digunakan untuk membunuh
orang. Setelah orang-orang ini mempertanyakan kebenaran holocaust, gelombang
kritisasi dan penyangkalan terhadap apa yang terjadi di holocaust mulai
bangkit. Mereka yang meragukan kebenaran holocaust ini menyebut dirinya sebagai
revisionis. Memang betul, Nazi memperlakukan Yahudi demikian buruk, kejam, dan bengis.
Nazi pernah memberlakukan pencabutan hak-hak Yahudi, penawanan di ghetto, kerja
paksa, penyitaan harta benda dan deportasi dari Jerman.
Namun, sampai saat ini, tak pernah ditemukan satupun dokumen atau masterplan
tentang pemusnahan Yahudi di Eropa. Satu lagi, Jerman juga dengan secara tegas
menyatakan bahwa jumlah 5,9 atau 6 juta korban merupakan kebohongan. Kamar gas memang ditemukan di Auschwitz. Namun, para revisionis mengklaim
bahwa kamar gas beserta Zyklon-B tidak mungkin digunakan untuk eksekusi
manusia, melainkan untuk pengasapan pakaian agar bakteri-bakteri di pakaian
mati. Dari prosedur kesehatan inilah, mitos pembunuhan dengan kamar gas muncul.
Museum Auschwitz, museum tentang holocaust, selama 50 tahun mengklaim bahwa
4 juta manusia dibunuh di sana. Sekarang mereka malah mengklaim mungkin hanya 1
juta korban. Revisi klaim ini pun tidak didukung oleh dokumentasi 1 juta orang
tersebut. Hal yang penting lagi adalah jika memang ada pembunuhan massal di
Polandia terhadap Yahudi tentu Palang Merah, Paus, pemerintah sekutu, negara
netral, pemimpin terkemuka waktu itu akan tahu dan menyebutnya dan mengecamnya.
Yahudi tentu saja mengambil keuntungan dari
kebohongan besar mereka ini. Mereka yang merasa menjadi korban kemudian
menuntut tanah Palestina, terus meminta ganti rugi kepada Jerman, dan meminta
dana pembangunan dari negara lain, dan senantiasa memelihara isu Holocaust. Tak
pelak lagi, Israel selalu bersembunyi di balik Holocaust atas semua aksi keji
dan biadabnya.
[Berbagai Sumber]