JANGAN PILIH PEMIMPIN YANG : .....
>> 02 Maret 2009
Ketika arus reformasi bergulir di negeri ini, maka hampir seluruh tatanan kenegaraan mengalami perubahan. Termasuk didalamnya adalah mekanisme dalam memilih pemimpin di negeri yang mayoritas muslim ini. Kalau dulu kita cukup mewakilkan pilihan kita pada orang-orang partai yang duduk di dewan, sekarang dari presiden sampai RT bisa kita pilih secara langsung. Kalau dulu suasana pemilihan hanya terasa 5 tahun sekali sekarang hampir tiap tahun ada saja pemilihan.
Nah menghadapi acara pilih-memilih yang semakin sering ini, bagaimana sikap kita sebagai seorang muslim ketika kita dalam posisi harus menentukan seseorang sebagai pemimpin. Untuk itu Alqur'an memberi bimbingan kepada kita siapa-siapa saja yang harus kita hindari untuk dipilih atau dalam bahasa lainnya jangan pilih orang yang punya indikasi yang ditunjukkan Alqur'an sebagai berikut:
1. Kafir Kepada ALLAH
Seorang muslim, kalo dia bisa memilih orang yang akan menjadi pemimpin bagi dirinya haram hukumnya memilih orang kafir sebagai pemimpinnya. Karena sejatinya orang kafir adalah musuh-musuh Allah. Bahkan Allah memberikan ancaman kalau kita tetap memilih musuh-musuhnya manakala kita jadikan sebagai pemimpin. Firmannya:
"Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali (pemimpin) dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barangsiapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah kecuali karena (siasat) terhadap sesauatu yang ditakuti. Dan Allah memperingatkanmu dari siksa-Nya. Dan hanya kepada Allah tempat kamu kembali." (Ali-Imran: 28)
2. Bukan Dari Golongan (agama) Kita
Hanya orang-orang yang punya keyakinan sama sajalah yang memiliki perasaan senasib dan sepenanggungan. Sebaliknya sebagaimana informasi Alqr'an bila urusan kita serahkan kepada orang diluar agama kita, mereka hanya akan membawa kita kepada kecelakaan dan memancing datangnya murka Allah. Karena tanpa disadari oleh kita mereka hanya akan membawa kita kepada nilai-nilai yang semakin jauh dari nilai-nilai agama kita.
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi temankepercayaanmu orang-orang diluar kalanganmu, karena mereka tak henti-hentinya menimbulkan kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkanmu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya. Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata: "Kami beriman"; dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari lantaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka): "Matilah kamu karena kemarahanmu itu". Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati. Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan." (Ali-Imran: 118-120)
3. Orang yang Mengajak untuk Berbuat ingkar Kepad ALLAH
Bahkan orang semacam ini patut untuk diperangi. Alih-alih untuk dijadikan pemimpin, Allah memberikan rekomendasi untuk mengambil sikap bermusuhan terhadapnya. Karena ia hanya akan menjadikan kita pada akhirnya kafir kepada Allah sebagaimana diri-diri mereka. Dan Allah tidak mengizinkan kita untuk berhutang budi (jasa) kepada mereka dengan menjadikan mereka pelindung dan penolong kita.
"Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka). Maka janganlah kamu jadikan diantara mereka penolong-penolong(mu), hingga mereka berhijrah pada jalan Allah. Maka jika mereka berpaling, tawan dan bunuhlah mereka dimana saja kamu menemuinya, dan janganlah kamu ambil seorangpun diantara mereka menjadi pelindung, dan jangan (pula) menjadi penolong." (An-Nisaa': 89)
Di ayat yang lain bahkan Allah melarang kita untuk memilih mereka meski mereka punya pertalian keluarga atau kekerabatan dengan kita. Kekafiran adalah musuh, dan itu harga mati.
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudara-sauaramu (sebagai) pemimpin-pemimpinmu, jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa diantara kamu yang menjadikan mereka pemimpin-pemimpinmu, maka mereka itulah orang-orang yang zalim." (At-Taubah: 23)
4. Selain Mukmin (orang yang beriman kepada Allah)
Apabila kita lebih memilih orang-orang kafir sebagai pemimpin sementara keadaan memungkinkan bagi kita untuk memilih saudara-saudara kita yang seiman, Allah (dalam Alqur'an) mengancam akan memberikan siksa kepada kita. Atau apa yang kita lakukan tersebut akan dijadikan Allah sebagai alasan untuk datangnya hukuman kepada kita.
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasanyang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu) ?" (An-Nisaa': 144)
5. Yahudi dan Nasrani
Allah juga melarang kita untuk memilih orang-orang Yahudi dan Nasrani untuk kita pilih sebagai pemimpin. Karena kalau kita memilih mereka, Allah menyamakan kita dengan mereka (menjadi golongan mereka) dan apa yang kita lakukan tersebut digolongkan Allah sebagai satu bentuk kezaliman.
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpinbagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itutermasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zali." (Al-Maidah: 51)
6. Orang yang Suka Mengolok-olok Agama Allah
Biasanya munculnya orang seperti ini karena ia ingin dilihat sebagai seseorang yang cerdas, punya fikiran yang 'jenius' dan berani tampil beda. Dan untuk terlihat kalau ia bersikap obyekti dan demokratis serta humanis, ia jadikan agama sebagai sasaran olok-oloknya. Kita sangat dilarang menjadikan orang semacam ini sebagai pemimpin.
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamujadi buah ejekan dan permaina, (yaitu) diantara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman." (Al-Maidah: 57)
7. Musuh (yang memusuhi) Allah
Orang yang punya indikasi seperti ini, jangan lagi menjadi pemimpin kita, berteman secara dekat saja dengan mereka Allah melarang. Karena mereka hanya akan mencari jalan pada suatu kesempatan untuk menghancurkan kita. Dan terhadap mereka kita juga dilarang menceritakan sesuatu yang menjadi rahasia kita (orang-orang yang beriman). Hal ini bisa kita lihat dalam Alqur'an surat Al-Mumtahanah: 1.
Inilah tujuh jenis dan sifat manusia yang tidak boleh kita jadikan sebagai pemimpin sesuai petunjuk Allah dalam Alqur'an. Semoga bermanfaat.
http://ayahkamil.blogspot.com